Suami dari Nazanin Zaghari-Ratcliffe, seorang warga berkebangsaan Inggris keturunan Iran yang ditahan di Iran sejak 2016, memulai aksi mogok makan pada Minggu (24/10). Aksi itu dilakukan sang suami untuk mengecam pemerintah Inggris yang "telah mengecewakan kami" dan gagal menjamin kebebasan istrinya.
Richard Ratcliffe berencana menginap di sebuah tenda di luar Kantor urusan Luar Negeri, seminggu setelah isterinya kalah dalam sidang banding atas vonis penjara keduanya di Iran.
Dalam petisi online yang telah mendapatkan lebih dari 3,5 juta tanda tangan itu, Ratcliffe mengatakan ia memulai aksi mogok makan, yang kedua sejak 2018, untuk memaksa Perdana Menteri Boris Johnson dan pemerintahannya untuk "bertanggung jawab" atas nasib isterinya.
Teheran "tetap merupakan pihak yang paling salah dalam kasus Nazanin," tapi "Inggris juga telah mengecewakan kami," katanya.
Alasannya, kata Ratcliffe, adalah keluarganya "terperangkap dalam sengketa antara dua negara" terkait utang lama sebesar 400 juta pound atau lebih dari 7 triliun rupiah yang tak dilunasi London sejak Shah dari Iran digulingkan pada 1979.
Nazanin Zaghari-Ratcliffe, 43, yang tinggal di London bersama suami dan puterinya, telah ditahan di Iran sejak 2016 dan menjalani masa hukuman lima tahun.
Ia dinyatakan bersalah hendak menggulingkan rezim, tuduhan yang telah dibantahnya.
Ia menyelesaikan hukuman itu pada Maret, namun diganjar hukuman penjara satu tahun lagi karena melakukan "propaganda melawan sistem."
Mantan menteri luar negeri Inggris, Dominic Raab, mengecam vonis kedua itu, mengatakan perlakuan Iran terhadap Zaghari-Ratcliffe sama dengan penyiksaan dan bahwa ia ditahan secara tidak sah. [vm/ah]