AP - Keluarga Irma Garcia, seorang guru yang menjadi korban penembakan di Sekolah Dasar Robb di Texas, terguncang hebat atas tragedi yang menimpa Garcia.
Namun hanya dua hari setelah peristiwa berdarah itu terjadi, suami Irma yang berdukacita mendalam tiba-tiba jatuh pingsan. Ia kemudian meninggal karena serangan jantung, kata seorang anggota keluarga.
Joe Garcia, 50 tahun, turut menurunkan bunga pada pemakaman mendiang istrinya pada Kamis (26/5) pagi di Uvalde, Texas, dan lalu ia kembali ke rumah, di mana dirinya "jatuh" dan akhirnya meninggal, keponakannya John Martinez mengatakan kepada The New York Times.
Telah menikah selama 24 tahun, pasangan tersebut memiliki empat anak.
Martinez mengatakan kepada The Detroit Free Press bahwa keluarga itu berjuang untuk memahami apa yang menimpa mereka. Putra tertua dari pasangan itu sedang menjalani pelatihan perang di Korps Marinir.
“Hal-hal seperti ini seharusnya tidak terjadi di sekolah-sekolah,” katanya kepada surat kabar itu.
Motif pembantaian tersebut, yang menjadi peristiwa penembakan di sekolah paling mematikan di AS sejak serangan 2012 di Newtown, Connecticut, masih terus diselidiki. Pihak berwenang mengatakan pelaku penembakan, yaitu seorang remaja bersenjata berusia 18 tahun, itu tidak memiliki riwayat kriminal atau gangguan kesehatan mental.
Tragedi di sekolah tersebut mengguncang sebuah negara yang sudah lelah dengan kekerasan senjata dan menghancurkan komunitas Uvalde. Kota yang berjarak 120 kilometer dari perbatasan Meksiko sebagian besar dihuni oleh warga hispanik atau orang Latin.
Anak tertua pasangan Irma dan Joe Garcia, Cristian, adalah seorang marinir. Putra mereka lainnya, Jose, kuliah di Texas State University. Sedangkan putri sulung mereka, Lyliana, adalah siswa kelas dua SMA, dan adik perempuannya duduk di kelas tujuh.
Tahun ajaran, yang dijadwalkan berakhir Kamis, adalah tahun ke-23 bagi Irma mengajar. Dan ia mendedikasikan seluruh waktu tersebut di Sekolah Dasar Robb. Dia sebelumnya dinobatkan sebagai guru sekolah terbaik pada tahun ini dan merupakan penerima Penghargaan Trinity 2019 untuk kiparhanya di dunia pendidikan dari Universitas Trinity.
Tersangka penembakan, Salvador Ramos, berada di dalam kelas selama lebih dari satu jam sebelum dia tewas dalam baku tembak dengan penegak hukum, kata pihak berwenang. [ah/rs]