“Minal aidzin walfaidzin. Apa kabar?” Ucapan ini terdengar silih berganti di halaman rumah Duta Desar Indonesia untuk Amerika Serikat. Sekitar 2.000 warga Indonesia dengan kebaya cantik dan batik apik bersliweran, bertegur sapa sambil menikmati suasana silahturahmi Lebaran di rantau.
Acara halal bihalal Idul Fitri diselenggarakan setahun sekali oleh pihak Kedutaan Besar RI di Washington, tahun ini bertepatan dengan perkenalan duta besar Indonesia yang ditunjuk untuk AS, Dino Patti Djalal. Masyarakat terlihat antusias menyambut duta besar dan keluarga yang tergolong masih muda ini. “Saya kenal Dino dari masih kecil sekali”, kata Kamargo, warga yang tinggal di Maryland, sambil mengangkat tangannya setengah meter dari lantai.
Lapangan tenis yang terletak di samping bangunan rumah, dijadikan tempat strategis penyampaian kata sambutan yang disusul dengan pertunjukan gamelan, tarian dan band hiburan. Dalam pidatonya kepada masyarakat Indonesia, Dino mengatakan mengenai kebesaran Islam sebagai agama yang terbuka bagi ilmu pengetahuan dan sempat menjadi agama yang paling maju. Duta Besar mengingatkan bagaimana Islam di abad ke-21 harus mengejar ketinggalannya yang dikaitkan dengan seruan agar masyarakat Indonesia ikut berperan dalam era transformasi global ini. Menurut Dino, sebagai orang Indonesia kita perlu bertanya pada diri sendiri, “Apa prestasi sejarah generasi kita sekarang?”
Pidato yang bertujuan untuk memberikan inspirasi ini nampaknya kurang mendapat sambutan warga Indonesia yang sedang dalam suasani hati merayakan Idul Fitri. Pidato sekitar 20 menit ini diselingi beberapa kali ucapan, “Saya minta perhatiannya,” kepada warga yang diam sejenak sebelum kembali sibuk bercakap dengan teman lama atau baru di samping kiri-kanan tempat duduk mereka.
Acara hiburan diramaikan dengan artis era 80-an, Atiek CB, y ang sekarang menetap di Amerika Serikat bersama suami kedua dan anak-anaknya. Memakai baju terusan hijau tua pendek dengan sepatu boot hitam dan tidak ketinggalan ciri khas kaca mata hitamnya, Atiek beraksi ditemani kelompok band lokal Indonesia. Berjalan di atas panggung dan beberapa kali ke tengah penonton, Atiek menyanyikan lagu-lagu jaman manggungnya seperti "Terserah Boy" dan "Marilah Kemari."
Panitia yang sempat khawatir karena hujan gerimis dan suhu dingin sekitar 20 derajat Celsius ternyata tidak menghentikan warga Indonesia yang sudah menantikan acara tahunan ini. Makanan khas lebaran seperti ketupat sayur, rendang, opor dan makanan pencuci mulut lain yang diporsikan untuk 2.000 orang, ludes sekitar pukul empat sore.
Setelah acara usai dengan band penutup, keluarga dubes istirahat, pengunjung pulang dan panitia menyapu bersih sisa sisa pesta. Yang membekas adalah kenangan bertemu teman-teman setanah air dan harapan atas kepemimpinan baru Indonesia di Washington, DC.