Pihak berwenang di bagian tenggara Australia mendesak warga agar mengungsi karena kebakaran hutan akan membesar akibat suhu ekstrem dan angin kencang yang kembali terjadi akhir pekan ini.
Suhu diperkirakan akan membubung di atas 30 derajat Celsius pada hari Jumat (10/1), mengakhiri hujan dan suhu lebih dingin yang memberi jeda sejenak bagi petugas pemadam yang telah lelah berjuang mengatasi kebakaran yang mulai berkobar pada September lalu. Kawasan tersebut telah mengalami kekeringan selama tiga tahun yang membuat kawasan semak menjadi daerah sangat kering yang mudah terbakar, yang memicu bencana kebakaran tersebut.
Suhu yang meningkat telah mendorong para pejabat di negara bagian Victoria untuk menetapkan perpanjangan dua hari lagi bagi situasi bencana yang dideklarasikan pekan lalu.
Kebakaran, yang terjadi di lebih dari 200 titik, telah menghancurkan sedikitnya delapan juta hektar lahan serta lebih dari 2.000 rumah, dan menewaskan sedikitnya 26 orang. Pakar ekologi di University of Sydney memperkirakan satu miliar hewan mati atau terluka akibat kebakaran.
Dewan Asuransi Australia menyatakan telah ada pengajuan klaim senilai 485 juta dolar terkait kebakaran ini. Asap kebakaran meliputi Sydney dan kota-kota lainnya dalam bentuk kabut tebal selama berpekan-pekan, dan telah mencapai hingga Selandia Baru dan Brazil.
Perdana Menteri Scott Morrison, yang menghadapi kritik sengit terkait tanggapannya terhadap kebakaran itu, telah menyatakan komitmen 11,4 miliar dolar untuk dana pemulihan kebakaran yang baru dibentuk, untuk membantu warga, bisnis dan petani bangkit kembali.
Para ilmuwan menyatakan tidak diragukan lagi perubahan iklim akibat aktivitas manusia telah berkontribusi dalam kebakaran yang menghancurkan pada tahun ini. [uh/ab]