Tautan-tautan Akses

Sukses Tunda Pembayaran Utang, Garuda Indonesia Siapkan Langkah Selanjutnya


Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di bandara internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Aceh (foto: dok).
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di bandara internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Aceh (foto: dok).

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan sejumlah langkah setelah berhasil menunda pembayaran utang untuk memastikan keberlanjutan perusahaan. 

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil meraih persetujuan atas proposal perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Jumat (17/6/2022). Sekitar 95 persen kreditur menyetujui usulan PKPU dengan instrumen pembayaran jangka panjang yang diajukan PT Garuda Indonesia.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan manajemen telah menyiapkan sejumlah langkah setelah PKPU untuk memastikan keberlanjutan perusahaan. Salah satunya dengan mengoperasikan pesawat dua kali lipat dari jumlah sekarang atau sekitar 70 pesawat.

Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra (foto: courtesy)
Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra (foto: courtesy)

"Dari segi operasional kita tidak pernah berhenti. Jadi dari waktu ke waktu kita ingin memastikan bahwa alat produksi kita semakin bertambah banyak yaitu pesawat," jelas Irfan kepada VOA pada Rabu (22/6).

Irfan menjelaskan strategi penambahan pesawat merupakan bagian dari rencana bisnis yang sudah disampaikan kepada kreditur dan telah disetujui. Ia berharap tidak ada kebijakan pembatasan mobilitas warga karena Covid-19 sehingga maskapai Garuda bisa bergerak secara leluasa.

Ia mengatakan tidak takut bersaing dengan perusahaan penerbangan lainnya dan justru menilai persaingan sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh Garuda Indonesia. Irfan optimistis bisnis Garuda akan menghasilkan keuntungan, meski ia belum mau membuka target perusahaan saat ini.

Dalam waktu dekat, ia juga akan memastikan pembayaran utang kepada kreditur dengan nilai di bawah Rp255 juta yang dimasukkan dalam operasional perusahaan.

"Sekitar dalam waktu tiga bulan akan diselesaikan yang dibawah Rp255 juta. Dan tentu saja, kita akan meneribitkan surat hutang baru untuk Rp825 juta," tambah Irfan.

Selain itu, menurut Irfan, DPR dan pemerintah telah menyetujui usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke PT Garuda Indonesia sebesar Rp7,5 triliun dengan syarat mencapai kesepakatan damai dengan kreditur. Kata dia, manajemen akan melakukan sejumlah tahapan untuk memastikan dana PMN tersebut bisa dicairkan.

Hasil Kerja Keras & Dukungan Banyak Pihak

Di lain kesempatan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, keberhasilan PKPU merupakan hasil kerja keras dan dukungan banyak pihak, baik internal maupun eksternal Garuda. Ia berharap dukungan kepada Garuda Indonesia terus mengalir hingga perusahaan mulai melaksanakan langkah-langkah strategis yang telah dirancang dalam rencana bisnis ke depan.

Sukses Menunda Pembayaran Utang, Garuda Indonesia Siapkan Langkah
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:07 0:00

"Kami tidak lupa menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang terus percaya pada Garuda Indonesia, khususnya di masa yang penuh tantangan ini untuk memberikan pelayanan penerbangan terbaik," jelas Erick melalui keterangan tertulis pada Jumat (17/6/2022).

Erick menjelaskan Garuda Indonesia berkomitmen menjadi penggerak ekonomi bangsa dan berperan sebagai penyedia akses konektivitas bagi aktivitas ekonomi, pariwisata hingga sosial dan budaya bagi masyarakat Indonesia.

Tangkapan layar Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: VOA/Sasmito)
Tangkapan layar Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: VOA/Sasmito)

"Perkembangan positif ini datang di momentum yang tepat, saat dunia telah mulai bangkit dan beradaptasi dengan pandemi, ekonomi hidup kembali dan orang-orang mulai bepergian. Dengan terus bekerja sama dan saling mendukung, ke depannya kita dapat menantikan Garuda terbang lebih tinggi," tambahnya.

Mengutip Bisnis.com, PT Garuda Indonesia memiliki utang hingga Rp142,42 triliun kepada 501 kreditur. Rinciannya Rp104 triliun utang kepada 123 perusahaan penyewaan pesawat, Rp34 triliun utang kepada perbankan, Pertamina, dan perusahaan lainnya. Sisanya utang-utang lain yang mencapai Rp3 triliun. [sm/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG