Qatar akan menghentikan sementara upaya mediasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza hingga Hamas dan Israel menunjukkan “keinginan yang tulus” untuk kembali ke meja perundingan.
Rencana Qatar itu, yang merupakan kemunduran terbesar dalam upaya mencapai gencatan senjata sejak perang dimulai, disampaikan seorang pejabat yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters pada Sabtu (9/11).
Negara Teluk tersebut juga menyimpulkan bahwa kantor politik Hamas di Doha “tidak lagi sesuai dengan tujuannya,” tambah pejabat tersebut. Pernyataan itu merupakan pukulan terhadap kelompok militan Palestina yang pemimpin utamanya telah dibunuh oleh Israel.
Qatar, bersama Amerika Serikat dan Mesir, telah memainkan peran utama untuk menjadi perantara perundingan gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama setahun di Gaza. Sejauh ini, perundingan tersebut tidak membuahkan hasil.
Putaran perundingan terakhir pada pertengahan Oktober gagal menghasilkan kesepakatan, dan Hamas menolak proposal jangka pendek.
“Pihak Qatar telah mengatakan sejak awal konflik bahwa mereka hanya dapat melakukan mediasi jika kedua belah pihak menunjukkan minat yang tulus untuk mencapai resolusi,” kata pejabat tersebut.
Pejabat itu menambahkan bahwa Qatar telah memberi tahu Hamas, Israel, dan pemerintah Amerika Serikat mengenai keputusan tersebut.
Washington mengatakan kepada Qatar bahwa kehadiran Hamas di Doha tidak lagi dapat diterima dalam beberapa minggu sejak kelompok militan Palestina tersebut menolak proposal terbaru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan penyanderaan, kata seorang pejabat Amerika pada Jumat (8/11). [ft/ah]