Para aktivis hak asasi manusia Suriah mengatakan bahwa pasukan pro pemerintah menewaskan setidaknya 35 orang, sementara Damaskus menolak mematuhi tenggat waktu yang ditetapkan Liga Arab agar Suriah mengizinkan para pengamat yang akan memastikan bahwa janji pemerintah untuk menghentikan tindakan keras terhadap para pemberontak akan ditepati, masuk ke dalam negara tersebut
Para aktivist tersebut mengatakan bahwa sebagian besar pembantaian hari Minggu oleh tentara Suriah dan anggota milisi pro-pemerintah terjadi di propinsi Homs, Suriah tengah, pusat pergolakan pro-demokrasi selama sembilan bulan menentang Presiden Bashar al-Assad. Para aktivis juga mengatakan bahwa diantara yang tewas termasuk seorang ayah dengan tiga anaknya. Belum ada konfirmasi dari pihak independen mengenai jumlah korban yang tewas.
Para aktivis mengatakan bahwa pihak berwenang Suriah juga menahan blogger perempuan pembangkang yang cukup terkemuka, Razan Ghazzawi di perbatasan Suriah-Jordan saat ia melakukan perjalanan ke Amman untuk menghadiri konferensi regional mengenai kebebasan pers. Ia merupakan pembangkang terbaru diantara ribuan lainnya yang ditangkap dalam tindakan keras pemerintah.
Liga Arab menuntut bahwa Suriah memberi izin kepada sebuah misi pengamat dari blok itu untuk masuk ke Suriah sebelum hari Minggu atau negara itu itu akan menghadapi sanksi baru, tetapi Damaskus tidak memberi tanda pihaknya menerima ultimatum itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Suriah Jihad Makdissi mengatakan bahwa pemerintahnya masih saling mengirim pesan dengan Liga Arab mengenai para pengamat itu.
Suriah mengeluh bahwa misi pengamat dalam jumlah besar dapat merongrong kedaulatan negeri mereka.