Selagi para anggota DPR Amerika mempertimbangkan apakah akan menggunakan kekuatan militer terhadap Suriah atas tuduhan penggunaan senjata kimia, sebagian orang di Damaskus justru bersatu untuk menghadapi kemungkinan apapun.
Penundaan terhadap keputusan Amerika telah membuat sejumlah orang di Damaskus merasa lega, ada yang berharap Amerika akan mundur dari ancamannya untuk menyerang atau memberi waktu agar lebih siap untuk menghadapi serangan.
Sekretaris Jenderal Partai Suriah Baru, Sana Naser, sebuah kelompok oposisi yang disetujui pemerintah, mengatakan Presiden Barack Obama "melepaskan " tanggung jawabnya dengan menyerahkan keputusan kepada Kongres .
Bukannya hal itu penting, ia menambahkan, karena ia yakin DPR Amerika akan menyetujui aksi militer, terutama setelah Amerika menempatkan begitu banyak kapal perang dan awaknya. Uji rudal bersama hari Selasa antara Amerika-Israel di wilayah Laut Tengah hanya memperkuat pandangan tersebut.
Tapi Naser menolak untuk menyebut kemungkinan tindakan Amerika terhadap Suriah sebuah "serangan."
Berbicara melalui telepon dari Damaskus, ia menyebutnya dengan isitilah agresi terhadap negara yang berdaulat, oleh satu negara anggota PBB terhadap anggota yang lain. Dan karena itu, kata Naser, serangan itu adalah pelanggaran terhadap hukum internasional.
Anas Aljazayri, anggota organisasi Syria Observatory untuk Korban Kekerasan dan Terorisme, yang sebagian besar mencerminkan posisi pemerintah, tidak setuju. Ia berpendapat Presiden Obama menyadari perang dengan Suriah bukanlah hal yang mudah.
“Kami tidak takut dan kami tidak khawatir dan kami sangat yakin tidak akan ada serangan terhadap Suriah,” kata Aljazayri.
Tapi jika serangan itu tidak terjadi, ia berpendapat pemerintah dan militer Suriah sudah siap. Ia mengatakan mereka telah bersiap-siap bukan hanya selama konflik dalam negeri dua setengah tahun ini, ketika Amerika dan para pemimpin negara-negara Barat lainnya menyerukan Presiden Bashar al-Assad untuk mundur.
AlJazayri juga meremehkan Liga Arab dan keputusannya pekan ini yang mendukung tindakan PBB menentang Suriah.
Ia mengatakan Liga Arab tidak pernah mendukung kepentingan negara-negara Arab, dan telah "bersekongkol" menentang Suriah sejak awal pemberontakan terhadap Assad. Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada tahun 2011.
Penundaan terhadap keputusan Amerika telah membuat sejumlah orang di Damaskus merasa lega, ada yang berharap Amerika akan mundur dari ancamannya untuk menyerang atau memberi waktu agar lebih siap untuk menghadapi serangan.
Sekretaris Jenderal Partai Suriah Baru, Sana Naser, sebuah kelompok oposisi yang disetujui pemerintah, mengatakan Presiden Barack Obama "melepaskan " tanggung jawabnya dengan menyerahkan keputusan kepada Kongres .
Bukannya hal itu penting, ia menambahkan, karena ia yakin DPR Amerika akan menyetujui aksi militer, terutama setelah Amerika menempatkan begitu banyak kapal perang dan awaknya. Uji rudal bersama hari Selasa antara Amerika-Israel di wilayah Laut Tengah hanya memperkuat pandangan tersebut.
Tapi Naser menolak untuk menyebut kemungkinan tindakan Amerika terhadap Suriah sebuah "serangan."
Berbicara melalui telepon dari Damaskus, ia menyebutnya dengan isitilah agresi terhadap negara yang berdaulat, oleh satu negara anggota PBB terhadap anggota yang lain. Dan karena itu, kata Naser, serangan itu adalah pelanggaran terhadap hukum internasional.
Anas Aljazayri, anggota organisasi Syria Observatory untuk Korban Kekerasan dan Terorisme, yang sebagian besar mencerminkan posisi pemerintah, tidak setuju. Ia berpendapat Presiden Obama menyadari perang dengan Suriah bukanlah hal yang mudah.
“Kami tidak takut dan kami tidak khawatir dan kami sangat yakin tidak akan ada serangan terhadap Suriah,” kata Aljazayri.
Tapi jika serangan itu tidak terjadi, ia berpendapat pemerintah dan militer Suriah sudah siap. Ia mengatakan mereka telah bersiap-siap bukan hanya selama konflik dalam negeri dua setengah tahun ini, ketika Amerika dan para pemimpin negara-negara Barat lainnya menyerukan Presiden Bashar al-Assad untuk mundur.
AlJazayri juga meremehkan Liga Arab dan keputusannya pekan ini yang mendukung tindakan PBB menentang Suriah.
Ia mengatakan Liga Arab tidak pernah mendukung kepentingan negara-negara Arab, dan telah "bersekongkol" menentang Suriah sejak awal pemberontakan terhadap Assad. Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada tahun 2011.