NEW YORK —
Pemberontak Suriah menyangkal pernyataan pemerintah dan menuding pasukan pemerintahlah yang melakukan serangan misil hari Selasa terhadap desa Khan al-Assal di Provinsi Aleppo di utara. Koalisi Nasional Suriah, kelompok oposisi utama, juga menuntut penyelidikan internasional hari Rabu.
Duta Besar Amerika untuk Suriah, Robert Ford, hari Rabu mengatakan, pemerintahan Obama sejauh ini tidak punya bukti untuk mendukung tuduhan Suriah, atau bahwa serangan senjata kimia itu sesungguhnya terjadi.
Jika benar, itu akan merupakan pertama kalinya senjata kimia digunakan dalam perang saudara di Suriah yang telah berlangsung dua tahun.
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja’afari mengatakan kepada wartawan bahwa ia meminta Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk membentuk misi teknis khusus, independen, dan netral guna menyelidiki penggunaan senjata kimia oleh kelompok-kelompok teroris di Suriah yang melancarkan serangan terhadap warga sipil di kota Khan al-Assal di Aleppo.
Pemerintah Suriah, yang menyebut kelompok pemberontak itu sebagai “teroris,” mengatakan, 31 orang tewas dan lebih dari 100 luka-luka dalam serangan itu.
Ja’afari menyebut serangan itu “sangat serius, tidak bisa diterima, dan tidak etis.” Ia mengatakan Suriah meminta bantuan Sekretaris Jenderal PBB dengan “jujur, dan niat serta keinginan baik” terhadap masyarakat internasional dan rakyat Suriah.
Juru bicara PBB Martin Nesirky mengatakan, ia akan menyampaikan sesuatu “setelah PBB menerima permintaan resmi, yang sejauh ini belum diterima.” Ia mengulangi pernyataan bahwa Sekretaris Jenderal PBB tetap yakin bahwa penggunaan senjata kimia oleh pihak mana pun dalam kondisi apa pun merupakan tindakan kejahatan yang tidak sepatutnya.”
Ja’afari ingat bahwa Suriah pernah melayangkan surat kepada Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan PBB bulan Desember memperingatkan bahwa kelompok pemberontak mungkin akan menggunakan senjata kimia dan kemudian menuding pemerintah. (Edith M. Lederer/AP)
Duta Besar Amerika untuk Suriah, Robert Ford, hari Rabu mengatakan, pemerintahan Obama sejauh ini tidak punya bukti untuk mendukung tuduhan Suriah, atau bahwa serangan senjata kimia itu sesungguhnya terjadi.
Jika benar, itu akan merupakan pertama kalinya senjata kimia digunakan dalam perang saudara di Suriah yang telah berlangsung dua tahun.
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja’afari mengatakan kepada wartawan bahwa ia meminta Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk membentuk misi teknis khusus, independen, dan netral guna menyelidiki penggunaan senjata kimia oleh kelompok-kelompok teroris di Suriah yang melancarkan serangan terhadap warga sipil di kota Khan al-Assal di Aleppo.
Pemerintah Suriah, yang menyebut kelompok pemberontak itu sebagai “teroris,” mengatakan, 31 orang tewas dan lebih dari 100 luka-luka dalam serangan itu.
Ja’afari menyebut serangan itu “sangat serius, tidak bisa diterima, dan tidak etis.” Ia mengatakan Suriah meminta bantuan Sekretaris Jenderal PBB dengan “jujur, dan niat serta keinginan baik” terhadap masyarakat internasional dan rakyat Suriah.
Juru bicara PBB Martin Nesirky mengatakan, ia akan menyampaikan sesuatu “setelah PBB menerima permintaan resmi, yang sejauh ini belum diterima.” Ia mengulangi pernyataan bahwa Sekretaris Jenderal PBB tetap yakin bahwa penggunaan senjata kimia oleh pihak mana pun dalam kondisi apa pun merupakan tindakan kejahatan yang tidak sepatutnya.”
Ja’afari ingat bahwa Suriah pernah melayangkan surat kepada Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan PBB bulan Desember memperingatkan bahwa kelompok pemberontak mungkin akan menggunakan senjata kimia dan kemudian menuding pemerintah. (Edith M. Lederer/AP)