Suriah resmi memulai masa kampanye untuk pemilu presiden di tengah perang saudara yang terus berkobar.
Pihak oposisi Suriah dan para sekutunya di Barat menyebut pemilu tanggal 3 Juni itu sebagai kedok untuk memberi Assad legitimasi karena ia diperkirakan akan kembali menang dan meraih masa jabatan tujuh tahun berikutnya. Di lain pihak, pemerintah Suriah menyebut pemilu itu sebagai solusi politik bagi konflik tersebut.
Pemilu itu akan digelar lebih dari tiga tahun sejak pecahnya pergolakan menentang kekuasaan Assad yang telah menewaskan lebih 150.000 orang dan memaksa 2,5 juta lebih orang mengungsi ke luar negeri.
Assad berhadapan dengan dua calon lain dalam pemilu itu yaitu Maher Hajjar dan Hassan al-Nouri, keduanya anggota kelompok oposisi yang masih bisa ditoleransi pemerintah.
Tetapi keduanya tidak terlalu dikenal dan tidak memiliki dukungan dari negara seperti Assad. Tidak ada foto atau gambar kedua calon itu tampak di jalan-jalan Damaskus hari Minggu.
Hadirnya calon lain di surat suara merupakan tonggak penting di Suriah. Bulan lalu, parlemen Suriah mengesahkan UU pemilu baru yang memberi jalan bagi beberapa kandidat untuk bersaing.
Namun UU itu menetapkan sejumlah syarat yang pada dasarnya membuat hampir mustahil bagi tokoh oposisi untuk mencalonkan diri. UU itu menyatakan seorang calon harus sudah tinggal di Suriah dalam 10 tahun ini dan tidak memiliki kewarganegaraan lain.
Pihak oposisi Suriah dan para sekutunya di Barat menyebut pemilu tanggal 3 Juni itu sebagai kedok untuk memberi Assad legitimasi karena ia diperkirakan akan kembali menang dan meraih masa jabatan tujuh tahun berikutnya. Di lain pihak, pemerintah Suriah menyebut pemilu itu sebagai solusi politik bagi konflik tersebut.
Pemilu itu akan digelar lebih dari tiga tahun sejak pecahnya pergolakan menentang kekuasaan Assad yang telah menewaskan lebih 150.000 orang dan memaksa 2,5 juta lebih orang mengungsi ke luar negeri.
Assad berhadapan dengan dua calon lain dalam pemilu itu yaitu Maher Hajjar dan Hassan al-Nouri, keduanya anggota kelompok oposisi yang masih bisa ditoleransi pemerintah.
Tetapi keduanya tidak terlalu dikenal dan tidak memiliki dukungan dari negara seperti Assad. Tidak ada foto atau gambar kedua calon itu tampak di jalan-jalan Damaskus hari Minggu.
Hadirnya calon lain di surat suara merupakan tonggak penting di Suriah. Bulan lalu, parlemen Suriah mengesahkan UU pemilu baru yang memberi jalan bagi beberapa kandidat untuk bersaing.
Namun UU itu menetapkan sejumlah syarat yang pada dasarnya membuat hampir mustahil bagi tokoh oposisi untuk mencalonkan diri. UU itu menyatakan seorang calon harus sudah tinggal di Suriah dalam 10 tahun ini dan tidak memiliki kewarganegaraan lain.