Sebagian besar warga Amerika Serikat mendukung peraturan senjata yang lebih ketat tapi mereka tidak yakin legislator akan melakukan perubahan setelah serentetan penembakan massal yang terjadi, menurut survei yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos dan dirilis pada Rabu (25/5).
Survei yang melibatkan 940 warga Amerika dilakukan sehari setelah seorang pria bersenjata di Texas membunuh 19 siswa dan dua guru, yang terjadi kurang dari dua minggu setelah seorang pendukung supremasi kulit putih membunuh 10 orang di sebuah supermarket di daerah mayoritas kulit hitam di Buffalo, New York.
Sekitar 84 persen responden mengatakan mereka mendukung pemeriksaan latar belakang untuk semua penjualan senjata, dan sekitar 70 persen mengatakan mereka mendukung peraturan "red flag" yang memungkinkan pihak berwenang menyita senjata dari orang-orang yang dianggap sebagai ancaman bagi keselamatan publik.
Sebanyak 72 persen responden nmengatakan bahwa mereka mendukung usia kepemilikan senjata dinaikkan dari 18 menjadi 21.
Peraturan itu didukung oleh mayoritas pendukung partai Republik dan Demokrat, dan menegaskan hasil survei-survei sebelumnya.
Tapi sebagian besar responden tidak yakin bahwa Kongres AS akan mengambil tindakan. Hanya sekitar 35 persen yang yakin legislator AS akan memperketat peraturan senjata pada tahun ini, sedangkan 49 persen lainnya tidak yakin.
Anggota parlemen AS berulang kali gagal mengeluarkan peraturan senjata yang lebih ketat meski penembakan massal terus terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Sekitar 65 persen responden mengatakan terdapat banyak penembakan massal di Amerika karena mudahnya mendapatkan senjata.
Namun hasil survei menunjukkan warga Amerika sangat terpecah mengenai peraturan yang sudah berlaku di banyak negara bagian, dan menjadikan senjata sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Mayoritas warga, yaitu 54 persen mengatakan, membawa senjata adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari penembakan massal, sementara 45 persen lainnya mengatakan mereka mendukung agar guru dan staf sekolah dasar diberikan senjata untuk perlindungan diri.
Sekitar 43 persen responden mengatakan warga negara yang taat hukum harus bisa membawa senjata di gereja, di tempat kerja, atau di toko, sementara 69 persen mendukung peraturan yang memungkinkan orang mendapatkan izin untuk membawa senjata yang tersembunyi dari pandangan.
Survei ini memiliki interval kredibilitas sebesar empat poin. [dw/rs]