Menanggapi hasil beberapa lembaga survey akhir-akhir ini, dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (5/7), Sandiaga Uno mengatakan visi misi pasangan capres dan cawapres Prabowo-Hatta realistis sehingga masyarakat semakin paham dan masyarakat semakin percaya.
“Rakyat mulai menangkap pesan-pesan kampanye dari Prabowo-Hatta, saya melihat banyak sekali wirausaha-wirausaha muda ‘wah kalau misalnya kita berpihak kepada kepentingan nasional banyak sekali peluang usaha’, yang usaha-usaha mikro ini tiba-tiba naik semangatnya," kata Sandiaga Uno, Timses Prabowo-Hatta.
"Juga pesan-pesan untuk membangun infrastruktur karena infrastruktur ini memang darurat untuk dibangun, menaikkan kesejahteraan petani, nelayan, buruh dan para profesional, ini juga menjadi kata-kata kunci dalam pesan-pesan kampanye dan rakyat mulai menangkap,” lanjutnya.
Pada kesempatan sama, Hasto Kristiyanto menegaskan pasangan capres cawapres Jokowi-JK optimistis tetap mendapat dukungan masyarakat melalui mobilitas para relawan.
“Survei adalah potret, memang sempat mengalami penurunan pada saat serangan negatif secara massif yang ditujukan kepada pak Jokowi dan juga pada saat bersamaan ada tindakan-tindakan intimidatif, itu memang berpengaruh. Tetapi kami juga punya satu instrumen tambahan juga misalnya intelligent media management sebagai alat kontrol kita. Kami percaya dengan kekuatan relawan ini akan menjadi mobilitas yang luar biasa,” kata Hasto Kristiyanto.
Meski menghargai hasil survei, baik Sandiaga Uno maupun Hasto Kristiyanto tetap meyakini komunikasi politik secara langsung dengan masyarakat merupakan langkah paling tepat untuk mengukur minat dan respon masyarakat.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indo Barometer, M. Qodari berpendapat meski saat ini hasil beberapa lembaga survey mengatakan kedua pasangan capres dan cawapres berbeda tipis, tetap sulit memprediksi pasangan yang akan terpilih nanti. Hal tersebut menurutnya karena karakter pemilih di Indonesia bervariasi.
“Ternyata pemilih kita itu mengambil keputusan tentang pilihan itu ada variasinya, sebelum masa kampanye, masa kampenye, ada yang hari tenang, ada yang sebelum ke TPS, ada yang di depan surat suara. Yang sebelum kampanye itu lebih banyak kepada Jokowi, tapi pada masa kampanye dan hari tenang ketika di breakdown datanya itu lebih banyak kepada Prabowo-Hatta,” kata M.Qodari.
Sementara menurut Direktur Lembaga Survey POLCOMM, Heri Budianto, sejak awal sosok Prabowo digemari oleh kalangan masyarakat kelas menengah keatas dan sosok Jokowi digemari oleh masyarakat kelas menengah kebawah. Maka menurutnya memanfaatkan hari-hari terakhir menjelang pemilihan 9 Juli mendatang, keduanya harus mampu meraih perhatian seluruh kalangan.
“Kata kuncinya adalah deferensiasi pemilih, pak Jokowi harus meyakinkan pemilih menengah keatas, pak Prabowo juga harus lebih merakyat,” kata Heri Budianto.