Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei opini publik terkait dengan potensi kecurangan yang akan terjadi di Pemilu 2024, termasuk pemilihan presiden. Dalam rilis survei itu, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD dianggap paling berpotensi melakukan kecurangan dibandingkan duet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, mengatakan jumlah responden yang meyakini potensi kecurangan pada pasangan Ganjar-Mahfud mencapai 20,6 persen, disusul oleh Prabowo-Gibran 14,4 persen dan Anies-Muhaimin 5,4 persen. Namun, mayoritas responden, sekitar 59,6 persen, tidak memiliki penilaian atau tidak memberikan jawaban terkait kemungkinan kecurangan oleh pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024.
“Tapi kalau di kalangan masyarakat yang menyatakan potensi kecurangan itu terjadi yang pertama pasangan Ganjar-Mahfud. Kedua, pasangan Prabowo-Gibran. Sementara sedikit sekali yang menyatakan Anies-Muhaimin menjadi pasangan yang melakukan kecurangan,” kata Djayadi dalam rilis LSI secara daring, Minggu (10/12).
Djayadi menilai penilaian publik soal potensi kecurangan di Pilpres 2024 berkaitan dengan posisi Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran yang masih dikaitkan dengan pemerintahan saat ini.
“Sementara Anies-Muhaimin dianggap pasangan yang oposisi,” ujarnya.
Kemudian, dalam rilis survei itu para pendukung Anies-Muhaimin mencurigai pihak yang paling potensial melakukan kecurangan adalah penyelenggara pemilu (18,8 persen), partai politik (13,2 persen), dan timses capres cawapres (11,9 persen).
“Itu yang paling dicurigai bisa melakukan kecurangan oleh pemilih Anies-Muhaimin,” ucap Djayadi.
Sementara itu pendukung Prabowo-Gibran paling mencurigai yang akan melakukan kecurangan adalah partai politik (22,5 persen), tim sukses capres cawapres (17,4 persen), dan penyelenggara pemilu (13,8 persen).
Sedangkan, pendukung Ganjar-Mahfud paling mencurigai yang akan melakukan kecurangan adalah timses capres cawapres (21,3 persen), partai politik (12,8 persen), dan penyelenggara pemilu (11,6 persen).
“Jadi ada perbedaan soal mana yang dianggap akan melakukan kecurangan di antara pendukung masing-masing pasangan capres dan cawapres,” jelas Djayadi.
Ia juga menyimpulkan secara keseluruhan para responden yang terdiri dari pendukung Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud mencurigai tiga pihak berpotensi melakukan kecurangan, yaitu partai politik, penyelenggara pemilu, dan timses capres cawapres.
Namun secara spesifik terkait pasangan mana yang melakukan kecurangan di Pilpres 2024, pendukung Anies-Muhaimin berpendapat pasangan Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud paling potensial melakukan kecurangan.
“Sedangkan pendukung Prabowo-Gibran itu hanya mencurigai terutama pasangan Ganjar-Mahfud. Pemilih (pendukung) Ganjar-Mahfud lebih mencurigai pasangan Prabowo-Gibran,” ungkap Djayadi.
Tidak sampai di situ, mayoritas responden (50,2 persen) menyatakan sangat besar atau cukup besar kemungkinan terjadi kecurangan di Pemilu 2024. Pihak yang menurut masyarakat paling potensial melakukan kecurangan dalam pemilu adalah partai politik (17,1 persen), timses capres cawapres (15,9 persen), dan penyelenggara pemilu (13,6 persen).
“Rupanya memang bukan presiden dan aparat negara yang paling dicurigai masyarakat. Paling dicurigai masyarakat ada tiga, yaitu partai politik, timses capres cawapres, dan penyelenggara pemilu. Meskipun ketiganya bisa saja dikaitkan dengan aparat negara,” kata Djayadi.
Survei itu dilakukan awal Desember 2023 terhadap 1.426 responden secara wawancara via telepon dengan tingkat kepercayaan 95 persen pada toleransi kesalahan 2,6 persen.
Faisol Riza dari Timnas AMIN (Anies-Muhaimin) mengatakan survei yang dilakukan LSI itu memunculkan pertanyaan soal legitimasi terhadap penyelenggara pemilu karena tingginya opini dari publik soal kemungkinan potensi kecurangan pemilu.
“Saya kira itu tugas dari pemerintah dan penyelenggara pemilu untuk menjawab semuanya,” kata Faisol menanggapi survei dari LSI.
Sementara juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Andre Rosiade, mengatakan masyarakat menginginkan politik yang santun, riang, dan gembira di Pemilu 2024.
“Publik telah melihat bahwa cara berpolitik yang menyerang, fitnah, dan mencaci itu sudah tidak laku di masyarakat. Ini menunjukkan masyarakat itu menginginkan politik yang santun, riang, dan gembira. Itu yang saya tangkap dari survei LSI,” kata Andre menanggapi rilis survei tersebut.
Namun sayangnya belum ada keterangan dari juru bicara dari TKN Ganjar-Mahfud terkait temuan survei LSI itu. [aa/ah]
Forum