Peneliti PPIM UIN Jakarta Abdallah mengatakan mayoritas mahasiswa atau 69,83 persen memiliki sikap toleransi beragama yang tergolong tinggi. Sedangkan 30,16 persen lainnya memiliki sikap toleransi yang rendah. Ini terlihat dari hasil survei PPIM UIN Jakarta yang melibatkan 2.866 mahasiswa di 91 perguruan tinggi di 34 provinsi pada 1 November hingga 27 Desember 2020.
"Sebanyak 24,89 persen mahasiswa memiliki sikap toleransi beragama yang rendah, dan sebanyak 5,27 persen lainnya tergolong memiliki sikap toleransi beragama yang sangat rendah. Bila digabungkan, sebanyak 30,16 persen mahasiswa," jelas Abdallah kepada VOA, Senin (15/3/2021).
Abdallah menjelaskan temuan perilaku tersebut berbanding lurus dengan perilaku toleransi beragama mahasiswa. Temuan survei menunjukkan 88,78 persen mahasiswa menunjukkan perilaku yang tinggi terhadap pemeluk agama lain. Sedangkan 11,22 persen lainnya menunjukkan perilaku toleransi yang rendah.
Menurut Abdallah, mahasiswa dari perguruan tinggi kedinasan memiliki toleransi yang tinggi disusul perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Sementara mahasiswa di perguruan tinggi agama masih kurang toleran.
Dua faktor penting yang memiliki korelasi terhadap toleransi mahasiswa yaitu pengalaman interaksi sosial dan iklim sosial kampus. Semakin banyak memiliki pengalaman interaksi dengan kelompok berbeda maka semakin toleransi. Begitu pula iklim kampus mulai dari penerimaan mahasiswa dan sikap dosen juga turut menyumpang sikap dan perilaku toleransi mahasiswa.
"Semakin banyak kegiatan keagamaan tertentu seperti lembaga dakwah kampus, toleransi beragama mahasiswa semakin rendah. Itu faktor interaksi sosial lintas kelompok keagamaan," tambahnya.
Abdallah menyarankan para pemangku kebijakan untuk mempromosikan pengalaman interaksi sosial antarkelompok dan memperbaiki iklim sosial di kampus untuk mengurangi sikap dan perilaku intoleran di perguruan tinggi.
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Siap Tindaklanjuti Hasil Survei
Di lain kesempatan, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani mengatakan akan menindaklanjuti temuan survei PPIM UIN Jakarta. Termasuk dengan memperkaya kegiatan lintas keagamaan di kalangan mahasiswa. Ia juga berkomitmen untuk mendorong iklim di perguruan tinggi untuk memperkuat toleransi antarmahasiswa.
"Sebetulnya sudah pernah dicoba (baca: kegiatan lintas keagamaan) walaupun banyak mendapat penolakan. Tapi umumnya bukan dari warga kampus, tapi di laur kampus," jelas Ramdhani dalam diskusi daring, Senin (1/3/2021).
Sementara Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Aris Junaidi mengatakan pihaknya telah memasukkan muatan toleransi dalam pendidikan. Muatan tersebut dimasukkan pada mata kuliah seperti pendidikan agama, Pancasila, Kewarganegaraan dan Kebangsaan.
"Intinya di dalam empat kuliah wajib harus ada unsur toleransi, mencegah radikalisme, termasuk pembinaan ideologi dan bela negara. Jadi memasukkan muatan-muatan toleransi dalam kurikulum pendidikan," kata Aris Junaidi, Senin (1/3/2021).
Aris menambahkan kementerian pendidikan juga akan menyiapkan modul dan referensi bacaan yang dapat digunakan mahasiswa secara nasional. Selain itu, kementerian juga akan mendorong iklim diskusi di kalangan mahasiswa untuk memperkuat toleransi di perguruan tinggi. [sm/em]