JAKARTA —
Sebuah jajak pendapat publik yang diadakan oleh lembaga swadaya masyarakat National Leadership Center (NLC) bersama dengan lembaga riset internasional yang berbasis di Inggris, Taylor Nelson Sofres (TNS), memunculkan nama Prabowo Subianto sebagai calon presiden unggulan dalam pemilihan umum 2014 mendatang.
Sebanyak 35 persen responden survei memilih mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu, atau persentase tertinggi dibandingkan dengan nama-nama lain.
Survei jajak pendapat yang diadakan pada pertengahan Januari 2013 ini memiliki 2.020 responden calon pemilih di daerah-daerah perkotaan dan pedesaan di 31 provinsi di Indonesia.
Peneliti TNS Indonesia Yanti Zen menjelaskan, pertanyaan yang diajukan dalam jajak pendapat itu adalah jika pemilihan presiden 2014 dilakukan pada hari ini, calon manakah yang anda pilih.
Prabowo ternyata menunjukkan peluang tertinggi, disusul oleh mantan presiden Megawati Soekarnoputri dengan 20 persen, mantan wakil presiden Jusuf Kalla 12 persen dan Aburizal bakrie 7 persen.
Mantan Panglima TNI Wiranto, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, masing-masing mendapat 4 persen. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mendapat 2 persen, sementara ibu negara Ani Yudhoyono dan direktur pengelola Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati mendapat 1 persen masing-masing.
“Mengenai pilihan partai politik, kami menanyakan, jika anda memilih partai politik manakah yang anda pilih? Dari 10 partai politik yang memenuhi syarat untuk ikut pemilu 2014, Gerindra sedikit lebih tinggi dari partai lainnya, diikuti oleh PDI Perjuangan dan Golkar,” ujar Yanti.
Gerindra mendapat perolehan 26 persen, diikuti oleh PDI Perjuangan dengan 25 persen dan Golkar 18 persen. Partai Demokrat mendapat 8 persen, diikuti oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3 persen. Partai Keadilan Sejahtera dan Nasdem mendapat 3 persen masing-masing, sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Hanura masing-masing mendapat 2 persen.
Pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandez, kepada VOA mengatakan publik cenderung memilih Prabowo karena ia mempunyai perbedaan karakter dan komitmen isu kerakyatan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi publik. Namun Arya menambahkan, pemilihan umum masih 1,5 tahun lagi, sehingga tidak menutup kemungkinan munculnya nama-nama baru dalam bursa calon presiden.
“Pertarungan jelang 2014 ini memang diisi banyak nama. Ada nama-nama yang tengah merangkak naik, ada nama-nama yang terus turun. Prabowo ini menjadi memiliki kans yang besar karena dia pernah mencalonkan diri di 2009 lalu ketika berpasangan dengan Megawati. Selain itu pada sosok karakter dan ketertarikan isu yang berbeda dengan yang lain," ujar Arya.
"Tetapi karena waktunya masih sekitar 1,5 tahun ke depan, sejumlah nama masih terus mengejar. Ada nama (Gubernur Jakarta) Joko Widodo misalnya, yang dalam survei salah satu lembaga mengungguli Prabowo."
Sebanyak 35 persen responden survei memilih mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu, atau persentase tertinggi dibandingkan dengan nama-nama lain.
Survei jajak pendapat yang diadakan pada pertengahan Januari 2013 ini memiliki 2.020 responden calon pemilih di daerah-daerah perkotaan dan pedesaan di 31 provinsi di Indonesia.
Peneliti TNS Indonesia Yanti Zen menjelaskan, pertanyaan yang diajukan dalam jajak pendapat itu adalah jika pemilihan presiden 2014 dilakukan pada hari ini, calon manakah yang anda pilih.
Prabowo ternyata menunjukkan peluang tertinggi, disusul oleh mantan presiden Megawati Soekarnoputri dengan 20 persen, mantan wakil presiden Jusuf Kalla 12 persen dan Aburizal bakrie 7 persen.
Mantan Panglima TNI Wiranto, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, masing-masing mendapat 4 persen. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mendapat 2 persen, sementara ibu negara Ani Yudhoyono dan direktur pengelola Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati mendapat 1 persen masing-masing.
“Mengenai pilihan partai politik, kami menanyakan, jika anda memilih partai politik manakah yang anda pilih? Dari 10 partai politik yang memenuhi syarat untuk ikut pemilu 2014, Gerindra sedikit lebih tinggi dari partai lainnya, diikuti oleh PDI Perjuangan dan Golkar,” ujar Yanti.
Gerindra mendapat perolehan 26 persen, diikuti oleh PDI Perjuangan dengan 25 persen dan Golkar 18 persen. Partai Demokrat mendapat 8 persen, diikuti oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3 persen. Partai Keadilan Sejahtera dan Nasdem mendapat 3 persen masing-masing, sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Hanura masing-masing mendapat 2 persen.
Pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandez, kepada VOA mengatakan publik cenderung memilih Prabowo karena ia mempunyai perbedaan karakter dan komitmen isu kerakyatan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi publik. Namun Arya menambahkan, pemilihan umum masih 1,5 tahun lagi, sehingga tidak menutup kemungkinan munculnya nama-nama baru dalam bursa calon presiden.
“Pertarungan jelang 2014 ini memang diisi banyak nama. Ada nama-nama yang tengah merangkak naik, ada nama-nama yang terus turun. Prabowo ini menjadi memiliki kans yang besar karena dia pernah mencalonkan diri di 2009 lalu ketika berpasangan dengan Megawati. Selain itu pada sosok karakter dan ketertarikan isu yang berbeda dengan yang lain," ujar Arya.
"Tetapi karena waktunya masih sekitar 1,5 tahun ke depan, sejumlah nama masih terus mengejar. Ada nama (Gubernur Jakarta) Joko Widodo misalnya, yang dalam survei salah satu lembaga mengungguli Prabowo."