Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi hari Selasa (18/8) menyatakan keprihatinan atas pemecatan ketua parlemen Shwe Mann sebagai ketua partai yang berkuasa di negara itu.
Berbicara ketika para anggota parlemen bertemu dalam pertemuan terakhir sebelum pemilu bulan November, Aung San Suu Kyi mengatakan pemecatan Shwe Mann dari kepemimpinan Partai Uni Solidaritas dan Pembangunan itu tidak demokratis.
Shwe Mann tetap menjadi ketua parlemen, tapi menghadapi desakan dari sebagian anggota parlemen yang bisa membuka jalan bagi pemakzulan dirinya.
Aung San Suu Kyi hari Selasa mengatakan undang-undang yang diusulkan itu “menggelikan.”
Hari Senin ia bertemu dengan Shwe Mann, yang telah mendukung upayanya untuk mereformasi konstitusi negara itu.
Myanmar dijadwalkan akan mengadakan pemilu tanggal 8 November, pemilu serupa pertama sejak beberapa dekade pemerintahan militer berakhir pada tahun 2011.
Presiden Thein Sein, yang memecat Shwe Mann sebagai bagian dari perombakan politik besar-besaran menjelang pemungutan suara itu, tidak mencalonkan diri untuk dipilih kembali sebagai anggota parlemen tapi mungkin masih mencalonkan diri untuk jabatan presiden.
Aung San Suu Kyi, pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi, menurut konstitusi dilarang mencalonkan diri sebagai presiden.