Tahun ajaran baru telah dimulai di banyak bagian Amerika pada minggu ini, tapi orang tua murid harus memutuskan apakah anak-anak mereka aman belajar di sekolah atau lebih baik terus belajar dari rumah. Kebanyakan orang tua khawatir mengirim anak mereka ke sekolah, dan banyak pejabat lokal membatalkan rencana untuk membuka kembali sekolah karena adanya perebakan baru virus corona.
John Barret berencana tetap akan mendidik anak perempuannya pada tingkat SD di rumah tahun ini, di pinggiran kota Atlanta. Berbeda dengan Molly Ball, ia akan mengirim kedua anak laki-lakinya ke sekolah walaupun sangat khawatir.
“Saya merasa, demi kesehatan mental anak-anak, lebih baik mereka kembali ke sekolah, karena selama ini mereka sudah terkurung di rumah tanpa bisa bertemu dengan kawan-kawan mereka,” kata Molly Ball. Tapi disisi lain, tambahnya, ia lebih suka anak-anak itu terus belajar dari rumah.
Pilihan bagi orang tua itu mengurangi berbagai masalah yang dihadapi sekolah, karena berkurangnya jumlah murid yang datang dan perlu angkutan bis. Tapi karena virus corona kembali merebak, banyak distrik sekolah di Los Angeles, Philadelphia dan Washington DC, serta sejumlah sekolah negeri di bagian selatan dan barat- tengah Amerika, telah membatalkan rencana pembukaan kembali kegiatan normal permulaan bulan ini.
Banyak sekolah juga mempertimbangkan penggunaan cara belajar gabungan, yaitu membagi waktu belajar di rumah dan di sekolah. Hampir seperempat murid sekolah di kabupaten Cherokee yang berjumlah 43 rib orang akan melanjutkan belajar dari rumah.
John Barret mengatakan, keputusan sekolah untuk tidak mewajibkan murid dan para guru menggunakan masker telah mendorongnya untuk tidak mengizinkan anaknya kembali ke sekolah pada kelas tiga SD.
Paling tidak sekolah harus menerapkan peraturan penggunaan masker, atau memberlakukan jam sekolah yang berbeda supaya tidak semua murid harus berada di sekolah pada waktu yang bersamaan, katanya.
Tapi bukan hanya orang tua yang menghadapi masalah. Sistem pendidikan yang menawarkan belajar dari rumah dan belajar di sekolah juga menimbulkan masalah bagi para guru, khususnya di kawasan-kawasan yang lebih kecil, dimana guru diwajibkan mengajar langsung di kelas dan sekaligus mengajar anak-anak yang tingal dirumah lewat komputer.
Denise Dalrymple memiliki dua anak laki-laki yang sedang belajar pada kelas satu dan kelas enam. Ia terpaksa mengirm kedua anak itu ke sekolah supaya ia bisa pergi bekerja, karena pejabat sekolah mengharuskan para murid yang belajar dari rumah harus bisa memenuhi semua persyaratan akademis yang standar.
Jackie Taylor dan suaminya yang punya tiga anak usia SD tidak punya pilihan lain, karena keduanya harus bekerja untuk menghidupi keluarga, dan Siana Onanovic mengatakan putranya Kelvin akan belajar di SMA Woodstock karena mata pelajaran sains dan enjineering yang dipilihnya tidak bisa diakses secara online. [ii/lt]