Tautan-tautan Akses

Taiwan Desak Filipina Minta Maaf Terkait Penembakan Nelayan


Presiden Taiwan Ma Ying-jeou (kiri) menghibur Hung Chen A-lun, janda nelayan Taiwan Hung Shih-cheng yang ditembak penjaga pantai Filipina saat mengunjungi keluarga korban di Liuqiu, wilayah Pingtung, Taiwan selatan (12/5).
Presiden Taiwan Ma Ying-jeou (kiri) menghibur Hung Chen A-lun, janda nelayan Taiwan Hung Shih-cheng yang ditembak penjaga pantai Filipina saat mengunjungi keluarga korban di Liuqiu, wilayah Pingtung, Taiwan selatan (12/5).

Taiwan memberi batas waktu bagi Filipina untuk meminta maaf kepada keluarga seorang nelayan yang ditembak mati oleh seorang pejabat Filipina, hingga Selasa (14/5).

Taipei menyatakan jika Manila mengabaikan ultimatum itu, Taipei akan menarik duta besar de factonya untuk Manila dan melarang tenaga kerja pendatang dari Filipina, yang akan berimbas pada sekitar 88 ribu orang Filipina.

Manila telah menyatakan belasungkawa kepada keluarga mendiang, tetapi belum meminta maaf hingga penyelidikan mengenai insiden itu tuntas.

Seorang pejabat perikanan Filipina mengatakan salah satu kapalnya, yang bertindak karena terancam akan ditabrak, melepaskan tembakan pada Kamis lalu ke arah sebuah kapal nelayan Taiwan di zona ekonomi kedua negara yang tumpang tindih, sehingga menewaskan seorang nelayan berusia 65 tahun.

Sementara itu, sekitar 2.000 warga Taiwan berdemo didepan kantor perwakilan Filipina di Taipei hari Senin memrotes pembunuhan seorang nelayan Taiwan oleh Garda Pantai Filipina di perairan yang disengketakan.

Para demonstran membakar bendera Filipina dan membawa poster berbunyi “Kalian tidak boleh membunuh warga kami, kalian tidak boleh menghina negara kami.” Mereka menuntut agar Filipina minta maaf atas insiden Kamis lalu di Selat Bashi dimana personil Garda Pantai Filipina melepaskan tembakan ke sebuah perahu nelayan Taiwan, menewaskan Hung Shinh-cheng yang berumur 65 tahun.

Demo yang dijaga sekitar 75 orang polisi itu berlangsung tertib.

Presiden Taiwan Ma Ying-jeou memberi waktu hingga hari Selasa kepada Filipina untuk minta maaf dan memberikan santunan kepada keluarga korban. Jika Filipina menolak, tegas Ma, ia akan memanggil pulang utusan Taiwan di Manila, dan menolak memberikan izin kerja kepada warga Filipina di Taiwan. Sekitar 87 ribu warga Filipina bekerja di Taiwan, banyak diantaranya dalam sektor perpabrikan.

Recommended

XS
SM
MD
LG