Saat itu tengah hari sebelum waktu makan siang. Bermangkuk-mangkuk pasta sedang dimasak untuk memberi makan lebih dari 100 anak. Ini bukan pemandangan di sekolah melainkan sebuah fasilitas yang dikelola oleh pemerintah daerah Athena untuk menyediakan makanan bagi mereka yang tidak mampu.
Dapur umum di Athena yang biasanya ditujukan untuk imigran ilegal dan tuna wisma, sekarang banyak didatangi oleh masyarakat umum. Semakin banyak warga kota itu datang ke sini, terutama pensiunan dan keluarga dengan anak-anak.
Tempat ini dikelola oleh George Apostolopolos dan sekelompok relawan. Meskipun uang dari pemerintah kota sejauh ini cukup, namun ia tidak yakin sampai kapan dapur umum itu dapat terus berjalan.
“Kami khawatir akan masa depan karena kami tidak tahu apa yang terjadi besok. Ini masalah terbesar kita. Masa depan tidak jelas namun kami berusaha yang terbaik,” ujar Apostolopolos.
Sebelumnya, saat kamera televisi belum muncul, halaman tempat itu penuh dengan orang dewasa beragam usia yang mengantre makanan. Pengelola tidak mengijinkan kru televisi mengambil gambar. Banyak orang yang tidak ingin keluarga mereka tahu di mana mereka sedang berada di dapur umum tersebut.
Namun dua orang pelanggan dapur umum bersedia untuk berbicara tentang situasi mereka. Christos mengatakan bahwa hidupnya berjalan baik sampai beberapa tahun lalu. Ia kehilangan kedua orangtuanya dan kemudian mengalami tabrakan mobil yang serius. Ia mengkonsumsi narkoba untuk mengurangi nyeri akibat cedera dan kehilangan pekerjaannya.
“Umur saya 48 tahun, tapi saya hanya ingat 44 tahun saja dalam hidup saya, mungkin 43,” ujarnya. “Saat ini adalah situasi tersulit yang pernah saya lihat di Yunani.”
Kawannya, Maria, berkata bahwa ia dulu mengelola sebuah toko pakaian, tapi kemudian dipecat saat krisis melanda.
”Setelah itu, saya kehilangan rumah karena setiap bulannya saya harus membayar sewa 450 euro,” katanya. “Jadi 20 hari dari sekarang saya akan menjadi tuna wisma dan sekarang saya makan di sini setiap hari pada jam 12 siang dan 5 sore.”
Sayangnya, persediaan yang dimiliki oleh fasilitas semacam ini sepertinya tidak cukup. Ratusan warga Yunani mengantre di taman Central Athens untuk mendapatkan sayuran gratis minggu ini. Para petani dari Kreta membagikan 27 ton terong, lada, tomat dan hasil kebun lainnya, dengan bantuan pemerintah setempat.
”Kami tidak akan mengatasi masalah makanan, namun kami memulai solidaritas, menunjukkan solidaritas khas Yunani, bahwa di saat-saat seperti inilah bangsa Yunani bersatu,” ujar Nikos Saprovalakis, eksekutif dari perusahaan makanan yang membantu kegiatan tersebut.
Spiros Kalamantis ada di antara antrean untuk mendapatkan paket bantuan makanan.
”Karena sudah beberapa tahun saya tidak bekerja, saya pikir saya akan ambil satu kotak makanan,”ujarnya. “Hanya karena saya tidak memiliki pekerjaan. Itu saja.”
Dapur umum di Athena yang biasanya ditujukan untuk imigran ilegal dan tuna wisma, sekarang banyak didatangi oleh masyarakat umum. Semakin banyak warga kota itu datang ke sini, terutama pensiunan dan keluarga dengan anak-anak.
Tempat ini dikelola oleh George Apostolopolos dan sekelompok relawan. Meskipun uang dari pemerintah kota sejauh ini cukup, namun ia tidak yakin sampai kapan dapur umum itu dapat terus berjalan.
“Kami khawatir akan masa depan karena kami tidak tahu apa yang terjadi besok. Ini masalah terbesar kita. Masa depan tidak jelas namun kami berusaha yang terbaik,” ujar Apostolopolos.
Sebelumnya, saat kamera televisi belum muncul, halaman tempat itu penuh dengan orang dewasa beragam usia yang mengantre makanan. Pengelola tidak mengijinkan kru televisi mengambil gambar. Banyak orang yang tidak ingin keluarga mereka tahu di mana mereka sedang berada di dapur umum tersebut.
Namun dua orang pelanggan dapur umum bersedia untuk berbicara tentang situasi mereka. Christos mengatakan bahwa hidupnya berjalan baik sampai beberapa tahun lalu. Ia kehilangan kedua orangtuanya dan kemudian mengalami tabrakan mobil yang serius. Ia mengkonsumsi narkoba untuk mengurangi nyeri akibat cedera dan kehilangan pekerjaannya.
“Umur saya 48 tahun, tapi saya hanya ingat 44 tahun saja dalam hidup saya, mungkin 43,” ujarnya. “Saat ini adalah situasi tersulit yang pernah saya lihat di Yunani.”
Kawannya, Maria, berkata bahwa ia dulu mengelola sebuah toko pakaian, tapi kemudian dipecat saat krisis melanda.
”Setelah itu, saya kehilangan rumah karena setiap bulannya saya harus membayar sewa 450 euro,” katanya. “Jadi 20 hari dari sekarang saya akan menjadi tuna wisma dan sekarang saya makan di sini setiap hari pada jam 12 siang dan 5 sore.”
Sayangnya, persediaan yang dimiliki oleh fasilitas semacam ini sepertinya tidak cukup. Ratusan warga Yunani mengantre di taman Central Athens untuk mendapatkan sayuran gratis minggu ini. Para petani dari Kreta membagikan 27 ton terong, lada, tomat dan hasil kebun lainnya, dengan bantuan pemerintah setempat.
”Kami tidak akan mengatasi masalah makanan, namun kami memulai solidaritas, menunjukkan solidaritas khas Yunani, bahwa di saat-saat seperti inilah bangsa Yunani bersatu,” ujar Nikos Saprovalakis, eksekutif dari perusahaan makanan yang membantu kegiatan tersebut.
Spiros Kalamantis ada di antara antrean untuk mendapatkan paket bantuan makanan.
”Karena sudah beberapa tahun saya tidak bekerja, saya pikir saya akan ambil satu kotak makanan,”ujarnya. “Hanya karena saya tidak memiliki pekerjaan. Itu saja.”