Taliban, Rabu (13/5), mengatakan siap untuk memerangi pasukan Afghanistan, setelah presiden negara itu memerintahkan pasukan melanjutkan operasi militer, menyusul serangan mengerikan yang mengacaukan proses perdamaian yang rapuh.
Rincian baru muncul mengenai serangan, Selasa (12/5), di rumah sakit bersalin Kabul, di mana setidaknya 24 orang termasuk bayi, ibu dan perawat tewas. Serangan pada siang hari itu diikuti satu ledakan di sebuah pemakaman di timur negara itu yang menewaskan 32 pelayat.
Menurut organisasi kemanusiaan internasional Doctors Without Borders (MSF) yang mengelola unit bersalin di Rumah Sakit Barchi di Kabul barat, seorang perempuan melahirkan selama serangan itu.
"Selagi perempuan hamil dan bayi mencari perawatan kesehatan di salah satu negara bagian yang paling rentan, penyerang menyerbu unit bersalin dengan sejumlah ledakan dan tembakan, yang berlangsung selama berjam-jam," kata MSF dalam sebuah pernyataan.
Kelompok itu mengatakan setidaknya satu anggotanya dari Afghanistan, termasuk di antara yang tewas dalam serangan "pemberontakan" itu.
Presiden Ashraf Ghani menuduh kedua serangan itu, di rumah sakit dan pemboman pemakaman dilakukan oleh Taliban dan ISIS serta memerintahkan pasukan Afghanistan "melanjutkan operasi mereka terhadap musuh."
Selama berminggu-minggu pasukan Afghanistan bersikap "defensif" demi melancarkan pembicaraan damai dengan Taliban. [my/pp]