Taliban dituduh menculik setidaknya 19 orang, termasuk seorang calon anggota parlemen (caleg) Afghanistan dan beberapa petugas pemilu, menjelang pemilihan legislatif di Afghanistan Sabtu besok.
Kelompok militan itu mengaku bertanggungjawab atas penculikan seorang caleg di provinsi Laghman hari ini. Delapan petugas Pemilu dan 10 pekerja kampanye juga dilaporkan diculik di provinsi Badghis, Afghanistan baratlaut.
Pemberontak Taliban telah membunuh setidaknya tiga orang caleg dan beberapa petugas kampanye menjelang Pemilu legislatif hari Sabtu.
Kelompok Taliban juga mengancam akan melakukan serangan di seluruh Afghanistan, seperti dilakukan dalam pemilihan presiden tahun lalu, untuk mengintimidasi para pemilih.
Meskipun ada ancaman kekerasan, Presiden Afghanistan Hamid Karzai hari Jumat menyerukan agar semua warga Afghanistan memberikan suara. Sekitar 2.500 calon memperebutkan 249 kursi Majelis rendah yang disebut Wolesi Jirga. Sebanyak seperempat atau 68 kursi legislatif itu dikhususkan bagi perempuan, dan lebih dari 400 caleg perempuan berpartisipasi dalam pemilu ini.
Jalan-jalan di Kabul umumnya sepi hari Jumat, sementara polisi mendirikan pos-pos pemeriksaan tambahan dan menghentikan serta menggeledah mobil-mobil yang melewati jalan-jalan utama.
Para pemantau internasional dan Afghanistan akan memonitor jalannya pemungutan suara. Terdapat sekitar 17,5 juta pemilih terdaftar di Afghanistan, dari penduduk sekitar 28 juta.
Hampir 300 ribu tentara Afghanistan dan polisi, didukung oleh pasukan internasional, akan mengamankan pemungutan suara di seluruh Afghanistan. Tapi sekitar 15 persen dari lebih 6.800 TPS tidak akan dibuka karena minimnya keamanan.
Hasil awal baru diketahui setelah 8 Oktober. Hasil akhir baru akan diumumkan akhir bulan depan, setelah menyelesaikan setiap keluhan pemalsuan maupun kesalahan.