Para pelaku serangan bunuh diri meledakkan bom-bom di luar kantor Komisi Pemilu Independen, sementara sekawanan lelaki bersenjata menyerbu bangunan itu dalam pertempuran sengit dengan petugas keamanan. Seorang jurubicara pemerintah Afghanistan mengatakan lima militan juga tewas.
Serangan itu terjadi dekat kediaman Ashraf Ghani, kandidat unggulan dalam pemilihan presiden Afghanistan 5 April mendatang. Ghani, mantan pejabat Bank Dunia, tidak berada di rumahnya ketika itu.
Pemberontak Taliban telah bertekad akan mengacaukan pemungutan suara, yang dianggap penting bagi stabilitas Afghanistan setelah pasukan internasional mengakhiri misi tempur mereka pada akhir tahun ini.
Kantor berita Associated Press mengatakan Taliban telah mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, dengan mengatakan kelompok itu menargetkan sebuah pusat pemilu di Kabul.
Taliban telah memperingatkan warga Afghanistan agar jangan berpartisipasi dalam pemilu mendatang dan memerintahkan pejuangnya untuk menggunakan "semua kekuatan" yang ada untuk mengganggu jalannya pemungutan suara.
Pemilu tersebut dianggap kunci untuk stabilitas Afghanistan setelah koalisi pimpinan NATO mengakhiri misi tempurnya pada bulan Desember. Jika berhasil, pemilu tersebut akan menandai perpindahan kekuasaan secara demokratis yang pertama di Afghanistan.
Serangan itu terjadi dekat kediaman Ashraf Ghani, kandidat unggulan dalam pemilihan presiden Afghanistan 5 April mendatang. Ghani, mantan pejabat Bank Dunia, tidak berada di rumahnya ketika itu.
Pemberontak Taliban telah bertekad akan mengacaukan pemungutan suara, yang dianggap penting bagi stabilitas Afghanistan setelah pasukan internasional mengakhiri misi tempur mereka pada akhir tahun ini.
Kantor berita Associated Press mengatakan Taliban telah mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, dengan mengatakan kelompok itu menargetkan sebuah pusat pemilu di Kabul.
Taliban telah memperingatkan warga Afghanistan agar jangan berpartisipasi dalam pemilu mendatang dan memerintahkan pejuangnya untuk menggunakan "semua kekuatan" yang ada untuk mengganggu jalannya pemungutan suara.
Pemilu tersebut dianggap kunci untuk stabilitas Afghanistan setelah koalisi pimpinan NATO mengakhiri misi tempurnya pada bulan Desember. Jika berhasil, pemilu tersebut akan menandai perpindahan kekuasaan secara demokratis yang pertama di Afghanistan.