Sebuah tambang batu bara Selandia Baru, yang ditutup sejak 29 pekerjanya tewas dalam ledakan lebih dari delapan tahun silam, dibuka kembali hari Selasa (21/5).
Para pakar pertambangan memasuki Tambang Pike River untuk memulai pencarian sisa-sisa jasad para pekerja tersebut serta bukti apapun yang dapat menjelaskan penyebab penumpukan gas metana yang mudah terbakar. Penumpukan gas tersebut dianggap sebagai penyebab kecelakaan November 2010 yang semula memerangkap 31 pekerja tambang. Dua pekerja berhasil meloloskan diri setelah ledakan itu.
Perdana Menteri Jacinda Ardern memenuhi tuntutan keluarga 29 pekerja untuk membuka kembali kawasan South Island setelah ia mulai menjabat pada tahun 2017. Andrew Miller, menteri khusus yang diangkat Ardern untuk memimpin upaya-upaya memasuki kembali Pike River mengatakan, “Selandia Baru bukanlah negara di mana 29 orang dapat tewas saat bekerja tanpa akuntabilitas nyata. Dan itu sebabnya mengapa hari ini kami memenuhi janji-janji kami.”
Satu penyelidikan resmi menetapkan bahwa para pengelola tambang itu telah membiarkan para pekerja beroperasi dalam kondisi yang tidak aman. Tuduhan pelanggaran ketenagakerjaan diajukan terhadap Peter Whittall, CEO tambang tersebut. Tetapi belakangan tuduhan itu dibatalkan, dan tidak ada tuntutan pidana diajukan terkait tragedi tersebut. [uh]