Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Kirby, pada Senin (17/6) mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak memiliki "banyak pilihan lain" selain membubarkan Kabinet Perang yang berpengaruh, yang ditugaskan untuk mengarahkan perang di Gaza.
Kabinet perang yang beranggotakan tiga orang itu dibubarkan setelah Benny Gantz, mantan kepala militer yang juga anggota parlemen oposisi yang populer, keluar dari koalisi pemerintahan Netanyahu karena frustrasi dengan penanganan perang Israel-Hamas.
Pada hari-hari awal perang, Gantz menuntut dibentuknya sebuah kabinet kecil dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant sebagai cara untuk mengesampingkan para anggota parlemen sayap kanan dalam pemerintahan Netanyahu.
Para kritikus mengatakan pengambilan keputusan Netanyahu selama masa perang telah dipengaruhi oleh kaum ultranasionalis yang ada dalam pemerintahannya, yang menentang kesepakatan dengan Hamas untuk melakukan gencatan senjata dengan imbalan pembebasan para sandera.
Ketika ditanya apakah Gedung Putih khawatir bahwa suara-suara sayap kanan dalam pemerintahan Israel mungkin akan mendapatkan lebih banyak kekuasaan, Kirby menepis pertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu bergantung pada Netanyahu.
"Perdana menteri adalah kepala pemerintahan Israel yang terpilih. Dialah pihak yang berurusan dengan presiden. Dia akan terus melakukannya," kata Kirby.
"Mereka tidak sepakat dalam segala hal, dan mereka tidak akan selalu setuju terkait semua hal di masa depan. Tetapi mereka memiliki hubungan yang panjang, satu sama lain. Dan, mereka tahu bahwa mereka berdua memiliki garis terbuka satu sama lain. Jadi kami akan membiarkannya seperti itu," tambahnya. [em/rs]
Forum