Siri keluaran Apple membuat terobosan besar saat asisten digital yang cerdas dan lucu itu diluncurkan untuk iPhone lima tahun lalu.
Namun di saat raksasa teknologi lain berlomba membangun "chat bot" intelek dan sistem rumah yang dikontrol suara dan mampu melakukan fungsi-fungsi inteligensi artifisial (AI) yang lebih menantang, Siri tampak tidak terlalu istimewa lagi.
Hari Senin (13/6), Apple diharapkan untuk mendemonstrasikan peningkatan kecerdasan Siri saat meluncurkan konferensi perangkat lunak tahunannya. Hal ini berpotensi untuk menjadi momen yang sangat penting bagi perusahaan tersebut, di tengah melambatnya penjualan iPhone sebagai produk andalan, dan AI muncul sebagai medan perang utama teknologi.
Apple, Google, Facebook dan yang lainnya berlomba untuk menciptakan layanan-layanan digital yang tidak tergantikan bagi konsumen untuk belanja, mengobrol, mengontrol peralatan lain dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Dan meski Siri telah mendapatkan kemampuan baru selama ini, beberapa ahli yakin Apple masih tertinggal dalam kompetisi AI, terhambat antara lain oleh keengganan untuk menyelami informasi pribadi terlalu dalam.
Google Now dianggap memimpin dalam pangsa pasar, berkat fungsi asisten digital proaktif yang menyediakan pengingat, rekomendasi dan tips berguna mengenai cuaca atau kondisi lalu lintas. Hal itu dimungkinkan karena Google dapat membaca email dan data lain dari ponsel Android dan memasukkannya dalam algoritme canggih di server Google yang dahsyat.
Pengeras suara Echo dari Amazon mengenali perintah suara informal dan dapat memesan bunga, pizza atau kendaraan ke bandara. Selain itu, banyak analis percaya masa depan terletak di rencana-rencana Facebook, Google dan Microsoft untuk memasukkan "bot-bot" pintar ke dalam layanan pesan suara dan teks yang orang gunakan untuk berbincang dengan teman-teman mereka.
Dalam beberapa hal, Siri tetap kompetitif, setidaknya selama orang memakai layanan Apple yang lain. Jika pengguna iPhone menggunakan Gmail dari Google, misalnya, perangkat lunak Apple mungkin tidak memindai email-email itu untuk informasi yang berguna.
Namun para ahli mengatakan Apple kalah set dengan Google, yang telah mengumpulkan sejumlah besar data, mengenai pengguna individual dan tren konsumen, dari mesin pencari mereka, Gmail, peta dan layanan daring populer lainnya. Banyak dari layanan Google ini tetap populer di iPhone, meski Apple berupaya keras menggantikannya.
Apple mengumpulkan banyak data dari penggunanya, namun belum "fokus pada menyambungkan semua titik," menurut Raj Singh dari Tempo AI. [hd/dw]