Tautan-tautan Akses

Teknologi Belanja Modern: Praktis Tapi Berisiko Besar


Perwakilan grup X5 mendemonstrasikan sistem pembayaran dengan teknologi pengenalan wajah di mesin kasir mandiri di supermarket Perekrestok, Moskow, Rusia, 9 Maret 2021. (Foto: Dimitar DILKOFF / AFP)
Perwakilan grup X5 mendemonstrasikan sistem pembayaran dengan teknologi pengenalan wajah di mesin kasir mandiri di supermarket Perekrestok, Moskow, Rusia, 9 Maret 2021. (Foto: Dimitar DILKOFF / AFP)

Teknologi-teknologi inovatif membuat sistem pembayaran menjadi lebih praktis di Rusia. Dari kode QR hingga pengenalan wajah, teknologi tersebut membuat uang tunai dan kartu kredit semakin tidak diperlukan dalam kegiatan belanja.

Ini adalah cara baru untuk membayar di supermarket Azbuka Vkusa atau Alfabet Rasa, di Moskow. Pelanggan cukup menggunakan kode QR untuk memasuki bagian toko itu yang diberi nama "Take and Go" dan kemudian melakukan persis seperti itu: ambil makanan yang mereka inginkan dan kemudian pergi.

Tidak ada antrian di kasir, tidak ada pemindaian kode, tidak ada serah terima uang tunai atau kartu. Teknologi memantau apa yang diambil setiap pelanggan dan memotong pembayaran yang sesuai dari akun mereka secara otomatis.

Perwakilan grup X5 mendemonstrasikan sistem pembayaran dengan teknologi pengenalan wajah di mesin kasir mandiri, supermarket Pengrestok di Moskow, 9 Maret 2021. (Dimitar DILKOFF / AFP)
Perwakilan grup X5 mendemonstrasikan sistem pembayaran dengan teknologi pengenalan wajah di mesin kasir mandiri, supermarket Pengrestok di Moskow, 9 Maret 2021. (Dimitar DILKOFF / AFP)

Rak-rak barang dilengkapi timbangan khusus sehingga manajer supermarket tahu persis stok apa yang ada di lantai toko pada saat tertentu. Jaringan kamera mengawasi setiap gerakan pelanggan. Ini konsep yang mirip dengan yang dipraktikan toko Amazon Go.

"Sistem visi komputer di kamera sudah lama eksis. Begitu pun timbangan yang terhubung dengan jaringan dalam toko. Tapi membuatnya berfungsi secara bersama-sama merupakan hal yang baru. Bayangkan, timbangan mengukur berat, kamera memonitor pelanggan, dan komputer mengkalkulasi pengeluaran pelanggan. Perusahaan perintis yang menjalin kerjasama dengan kami menghubungkan semua teknologi ini. Mereka menggagaskan ide ini dan kami menyempurnakannya," papar Sergey Cherednikov, manajer divisi "Take and Go" Azbuka Vkusa.

Supermarket Azbuka Vkusa di Moskow, Rusia. (Foto: Facebook/ azbukavkusa)
Supermarket Azbuka Vkusa di Moskow, Rusia. (Foto: Facebook/ azbukavkusa)

Toko tersebut dibuka tahun lalu di kawasan bisnis Moskow. Sejauh ini, teknologi ini belum begitu populer, dan jaringan supermarket Azbuka Vkusa belum berencana memperluas penggunaannya.

Kafe Prime, juga di Moskow, merangkul jenis teknologi pembayaran inovatif baru. Kafe ini memanfaatkan teknologi pengenalan wajah untuk memudahkan para pelanggan membayar makanan dan minuman yang mereka beli. Mereka harus mengunduh aplikasi dan memasukkan informasi biometrik mereka untuk memulai opsi pembayaran ini.

Teknologi Belanja Moderen: Praktis Tapi Berisiko Besar
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:06 0:00

Penggunaan teknologi cukup menjanjikan, mungkin karena kafe itu paling tidak menawarkan diskon 20 persen untuk siapa saja yang menggunakan metode tersebut.

Amina Debergadzhieva, pelanggan kafe, menyatakan, teknologi ini menawarkan kenyamanan. “Teknologi ini tidak memerlukan kartu kredit. Saya sering lupa membawa kartu kredit. Menurut saya, membayar lewat teknologi pengenalan wajah jauh lebih mudah,” komentarnya.

Perwakilan grup X5 mendemonstrasikan sistem pembayaran dengan teknologi pengenalan wajah di salah satu mesin kasir mandiri di supermarket Perekrestok di Moskow, 9 Maret 2021. (Foto: Dimitar DILKOFF / AFP)
Perwakilan grup X5 mendemonstrasikan sistem pembayaran dengan teknologi pengenalan wajah di salah satu mesin kasir mandiri di supermarket Perekrestok di Moskow, 9 Maret 2021. (Foto: Dimitar DILKOFF / AFP)

Maria Loshkova, direktur pemasaran Kafe Prime, mengatakan pandemi adalah saat yang tepat untuk memanfatkan teknologi pengenalan wajah.

"Banyak yang bilang itu keren, karena saat itu semua orang takut menyentuh apa pun, mereka menganggap ini sebagai respons kami terhadap pandemi. Beberapa orang menolak karena teknologi biometrik tidak nyaman bagi mereka. Yang lain menjawab 'oke, tidak ada salahnya menggunakan wajah untuk mendapatkan diskon'," jelas Maria.

Tetapi beberapa ahli memperingatkan, teknlogi ini menawarkan ancaman keamanan. Pavel Krivozubov, Kepala Bagian Robot dan Kecerdasan Buatan di Yayasan Skolkovo, sebuah pusat pengembangan teknologi yang berbasis di Moskow, mengatakan, mungkin rumit untuk menghentikan penipu yang memiliki akses ke data biometrik.

“Bayangkan jika nomor kartu kredit atau kode QR bocor. Kartu bisa diblokir, dan kode QR bisa diperbarui. Tapi wajah tidak bisa diperbarui. Jika data biometriknya bocor, itu akan berdampak signifikan. Ini yang harus dipikirkan," imbuh Krivozubov. [ab/ka]

XS
SM
MD
LG