Para ilmuwan dan pakar teknik berhasil mencapai kemajuan berarti dalam dunia prostetik, dengan menciptakan anggota-anggota tubuh buatan yang bisa dikendalikan oleh pikiran pemakainya. Berkat sensor canggih yang mampu menangkap sinyal dari otak, seorang warga Islandia yang diamputasi, menunjukkan bahwa teknologi itu bisa dimanfaatkan dengan sukses.
Gummi Olafsson bisa menggerakkan kaki prostetiknya dengan mulus.
“Saya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk belajar mengendalikan kaki prostetik ini, kemudian saya bisa berdiri dan berjalan,” ujarnya.
Olafsson mengatakan rasanya seperti menggerakkan otot-otot kakinya sendiri.
Tahun lalu, sensor-sensor sangat kecil, yang dikembangkan oleh Alfred Mann Foundation di Amerika, ditanamkan ke sisa jaringan otot bagian bawah kaki kanannya yang diamputasi sepuluh tahun lalu.
Ahli bedah ortopedi Thorvaldur Ingvarsson yang melakukan operasi itu mengatakan, “Kami memasang sensor-sensor di otot tersebut, yang akan menangkap sinyal dari otak dan menyalurkannya ke kaki prostetik, sehingga kaki prostetik itu bergerak seperti yang diperintahkan otak.”
Sensor yang ditanamkan di jaringan otot seperti ini sudah pernah digunakan sebelumnya, tetapi Ingvarsson mengatakan inilah untuk pertama kalinya orang yang diamputasi bisa menggerakkan kaki bioniknya tanpa perlu memusatkan perhatian secara intensif pada tugas itu.
Olafsson mengatakan dengan berlatih, ia semakin piawai mengendalikan kaki buatannya itu.
“Setiap hari saya belajar lebih banyak tentang bagaimana berjalan dengan baik, naik-turun bukit, naik-turun tangga, bahkan duduk dan bangkit dari kursi,” ujarnya.
Pasien ortopedi lainnya di Eslandia juga mendapat hasil yang sama, sementara tiga pasien di Austria awal tahun ini mulai menggunakan teknologi yang sama untuk mengendalikan tangan bionik mereka.
Para peneliti mengatakan langkah berikutnya adalah mengembangkan organ tubuh bionik yang bisa membuat para penggunanya benar-benar merasakan apa yang mereka sentuh.