TNI Angkatan Laut (AL), Sabtu (24/4), mengatakan telah menemukan sejumlah barang dari kapal selam KRI Nanggala 402 yang membawa 53 awak dan hilang di perairan Selat Bali pada Rabu (21/4). Temuan ini mengindikasikan kapal selam buatan Jerman tahun 1977 itu telah tenggelam, tetapi hingga kini belum berhasil ditemukan keberadaannya.
Kepala Staf AL Laksamana TNI Laut Yudo Margono, dalam konferensi pers, Sabtu (24/4) sore, mengatakan beberapa barang yang ditemukan tim penyelamat di lapangan mencakup pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin dan pelumas periskop kapal selam. Selain itu juga alat-alat yang biasa dipakai anak buah kapal untuk salat dan sponge untuk menahan panas di “freshroom” atau ruang penyimpan bahan makanan yang berpendingin.
“Ditemukannya beberapa kepingan dan barang-barang di lokasi terakhir kapal selam tersebut terlihat saat menyelam, yang diyakini merupakan bagian atau komponen yang melekat di dalam kapal selam dan ini tidak akan terangkat keluar kapal selam apabila tidak ada tekanan dari luar atau terjadi keretakan,” ujar Yudo.
Ditambahkannya, “dengan temuan bukti yang kami yakini dari kapal selam itu, kami kini meningkatkan tahap dari submiss (hilang posisi -red) menuju subsunk (karam -red),” tambah Yudo dengan lirih.
Ia mengatakan pada tahap “subsunk” ini pihaknya telah menyiapkan tim evakuasi medis, jika masih ada anak buah kapal yang dapat diselamatkan ke Surabaya atau Banyuwangi. Tim gabungan SAR masih terus berjuang untuk menemukan lebih banyak barang di lokasi terakhir kapal selam KRI Nanggala 402 terlihat.
Panglima TNI: Upaya Pencarian Akan Terus Dilakukan
Kendati demikian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan upaya pencarian terus dilakukan TNI bersama unsur lainnya.
"TNI bersama Polri, Basarnas, KNKT, dan BPBD serta aset-aset negara sahabat, seperti Australia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia telah berupaya semaksimal mungkin mencari keberadaan KRI Nanggala," jelas Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers, Sabtu (24/4).
Pesawat canggih Amerika Poseidon P8 telah tiba di lokasi Sabtu (24/4) pagi dan dijadwalkan bergabung dengan lebih dari 20 kapal dan empat pesawat milik TNI, kapal perang yang dilengkapi sonar milik Australia, dan beberapa kapal lain dari Malaysia dan Singapura.
Presiden Indonesia Joko Widodo telah memerintahkan untuk melakukan seluruh upaya guna menemukan kapal selam itu dan meminta warga untuk mendoakan kesalamatan awaknya.
Pencarian difokuskan di sebuah kawasan di mana kapal selam itu terakhir kali diketahui menyelam dan temuan tumpahan minyak, meskipun belum ada bukti yang solid bahwa tumpahan minyak itu berasal dari KRI Nanggala 402. [sm/em]