Seorang tentara perempuan Israel dibebaskan dari penawanan di Jalur Gaza, kata tentara Israel hari Senin (30/10), setelah dilancarkannya operasi darat di Gaza utara, wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.
“Semalam, tentara Ori Megidish dibebaskan dalam operasi darat setelah diculik oleh Hamas pada 7 Oktober,” kata pihak militer dalam sebuah pernyataan.
“Tentara itu telah diperiksa secara medis, dalam keadaan baik dan telah bertemu dengan keluarganya.”
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merilis foto Megidish, di mana ia telihat dikelilingi anggota keluarganya.
Sementara itu, Shani Louk, perempuan Jerman-Israel berusia 23 tahun yang diculik militan Hamas ketika mereka menyerbu sebuah festival musik di kawasan gurun Israel, dinyatakan tewas, kata kementerian luar negeri Israel hari Senin.
“Hati kami hancur,” tulis kementerian itu di platform X, sebelumnya disebut Twitter, yang mengonfirmasi kematian Shani.
“Shani, yang diculik dari sebuah festival musik dan disiksa serta diarak keliling Gaza oleh teroris Hamas, mengalami kengerian yang tidak terbayangkan,” lanjut pernyataan itu.
Shani telah hilang sejak militan Hamas menyerbu festival musik Supernova yang digelar di dekat perbatasan Israel dengan Gaza, saat mereka melancarkan serangan terburuknya dalam sejarah Israel.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menggambarkan kabar kematian Shani sebagai hal yang “mengerikan.”
“Seperti banyak lainnya, ia dibunuh secara brutal,” tulis Scholz di X.
“Ini menunjukkan kebiadaban di balik serangan Hamas, yang harus bertanggung jawab. Ini adalah teror dan Israel berhak membela diri,” ungkapnya.
Sekitar 270 pengunjung festival musik Supernova tewas dibunuh.
Tak lama setelah serangan terjadi, foto dan video mulai beredar di dunia maya yang memperlihatkan seorang perempuan muda dalam polisi tertelungkup dalam kondisi hampir telanjang di dalam bak sebuah truk pikap di Gaza yang dipenuhi pria-pria bersenjata.
Keluarga Shani mengenali sosoknya dalam video karena rambut gimbal dan tatonya yang khas.
Awalnya, pihak keluarga masih menyimpan harapan bahwa Shani terluka parah dan menerima perawatan rumah sakit di Gaza.
Ibu Shani, Ricarda Louk, mengatakan kepada media Jerman bahwa militer Israel telah memberi tahu kematian Shani kepada pihak keluarga.
Ricarda, yang lahir di Jerman dan pindah ke Israel tiga dekade lalu, mengatakan kepada media penyiaran RTL/NTV bahwa putrinya berhasil dikenali melalui analisis DNA sebuah tengkorak.
Kini ia meyakini putrinya telah tewas pada hari terjadinya serangan.
Belum ada informasi resmi yang diberikan mengenai penyebab kematian Shani.
Akan tetapi, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan kepada harian Bild asal Jerman bahwa “tengkoraknya telah ditemukan.”
Dalam serangan 7 Oktober, militan Hamas menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar adalah warga sipil, menurut pihak berwenang Israel. Sebanyak 239 orang lainnya disandera.
Sebagai balasannya, Israel melancarkan pemboman tanpa henti di Jalur Gaza.
Sejak itu, kementerian kesehatan di Gaza, yang dikuasai Hamas, mengatakan terdapat lebih dari 8.300 orang Palestina tewas, sebagian besarnya warga sipil, dan 3.500 di antaranya adalah anak-anak. [rd/lt]
Forum