Media Turki mengatakan seorang tersangka yang dituduh mengatur serangan bom bunuh diri yang menewaskan 12 warga Jerman telah memohon pembebasannnya dari tahanan, dengan alasan bahwa ia perlu mengurus anak-anaknya yangkata dia berisiko bergabung dengan ISIS.
Pengadilan menangguhkan sidang itu sampai tanggal 24 Januari terhadap 26 orang yang dituduh terlibat dalam serangan tahun 2016 di distrik Sultanahmet, Istanbul, salah satu tempat favorit bagi wisatawan.
Menurut kantor berita Dogan, tersangka Atala Al Hassan Al Mayyouf memohon pembebasannya pada sidang hari Senin (8/1). Ia menghadapi kemungkinan hukuman penjara seumur hidup.
Pembom bunuh diri itu warga Suriah bernama Nabil Fadli, diyakini berafiliasi dengan ISIS.
Serangan maut itu, satu dari beberapa yang mengguncang Turki sejak tahun 2015, juga melukai 15 orang. [gp/is]
