Sejumlah pejabat Selandia Baru, Rabu (14/8), mengaku mereka telah berbuat kesalahan dengan membiarkan seorang pria yang dituduh membunuh 51 orang di dua masjid di Christchurch, mengirim surat dengan tulisan tangan dari sel penjaranya.
Surat dari Brenton Tarrant ini diposkan pekan ini di situs 4chan, yang dikenal sebagai situs yang sering menjadi tempat bagai para pendukung supremasi kulit putih mengungkapkan pendangan-pandangan mereka. Publikasi surat Tarrant itu memicu kontroversi karena para tersangka penyerang dalam aksi penembakkan massal di banyak tempat di dunia – termasuk di Amerika – menyebut Tarrant memberi mereka inspirasi.
Surat itu tampaknya ditulis dengan pensil pada sebuah buku catatan kecil dan ditujukan pada seorang bernama Alan di Rusia. Sebagian besar isi surat itu terkesan tidak berbahaya karena menceritakan perjalanan Tarrant selama sebulan ke Rusia pada 2015. Namun dalam surat itu juga muncul pernyataan yang bernada peringatan bahwa konflik besar akan terjadi dan menggunakan bahasa yang bisa diartikan seruan untuk minta dipersenjatai.
Menteri Urusan Penjara Kelvin Davis mengatakan, ia tidak percaya sistem penjara mengizinkan Tarrant mengirim surat. "Saya memastikan ini tidak akan terjadi lagi,” katanya.
Namun Davis mengatakan semua tahanan di penjara Selandia Baru memiliki hak untuk mengirim dan menerima surat. Meski demikian, katanya, sistem penjara juga memiliki hak memantau korespondensi dan bahkan “menahan” surat-surat lain yang berusaha dikirim atau diterima Tarrant. [ab/uh]