Empat belas orang tersangka rekan dua teroris jihadis hari Rabu diadili di Paris, atas tuduhan membantu kedua orang itu melancarkan serangan-serangan maut pada tahun 2015, termasuk di kantor-kantor majalah satire Perancis Charlie Hebdo.
Serangan-serangan terhadap kantor majalah itu merupakan yang pertama dari serangkaian insiden yang terjadi selama tiga hari pada Januari 2015, menandai awal lonjakan kekerasan oleh ISIS di Eropa. Tujuh belas orang tewas akibat berbagai serangan itu.
Dua bersaudara, Cherif dan Said Kouachi, mengamuk di kantor-kantor majalah tersebut pada 7 Januari, menembak mati 12 orang atas nama al-Qaida sebelum mereka kabur. Majalah itu pernah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad beberapa tahun sebelumnya.
Dua hari kemudian, menjelang hari Sabat Yahudi, Amedy Coulibaly, seorang lelaki Perancis keturunan Mali, menyerang toko swalayan Hyper Cacher, membunuh empat sandera atas nama ISIS sementara Kouachi bersaudara menguasai sebuah kantor percetakan di luar kota Paris. Para penyerang tewas pada hari itu dalam serangan oleh polisi.
Coulibaly belakangan didapati bertanggung jawab atas pembunuhan acak terhadap seorang polwan sehari sebelumnya.
Suatu jaringan terpisah anggota ISIS asal Perancis dan Belgia menyerang Paris pada akhir 2015, menewaskan 130 orang di gedung konser Bataclan, stadion nasional, serta di bar-bar dan restoran.
Para tersangka yang diadili itu dituduh membantu logistik serangan bulan Januari, termasuk membeli senjata dan mobil. Sebagian besar tersangka menyatakan mereka meyakini bahwa mereka sedang membantu merencanakan kejahatan biasa.
Sewaktu persidangan dibuka di bawah pengamanan ketat, kios penjual koran dan majalah di dekatnya menjual majalah Charlie Hebdo edisi terbaru, yang mencakup penerbitan kembali karikatur-karikatur Nabi Muhammad yang dikutip para pelaku bersenjata yang membunuh staf redaksi majalah tersebut. [uh/ab]