Laboratorium Quest Diagnostic Inc. pada hari Selasa menjadi perusahaan Amerika Serikat pertama yang mulai menawarkan tes berbasis genetik bagi jenis kanker payudara yang menurun, setelah Mahkamah Agung AS mengakhiri monopoli tes jenis tersebut yang dipegang oleh Myriad Genetics Inc.
Quest, jaringan laboratorium medis terbesar di Amerika, mengatakan bahwa tes BRCAvantage dapat mendeteksi mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, yang akan secara signifikan meningkatkan risiko kanker payudara dan indung telur.
Setelah proses hukum yang panjang, Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa gen manusia tidak dapat dipatenkan, keputusan yang mengakhiri dominasi Myriad terhadap tes BRCA.
Tes BRCA oleh Myriad meraih perhatian internasional tahun ini setelah aktris pemenang Oscar Angelina Jolie mengumumkan bahwa ia telah menjalani mastektomi ganda setelah hasil tes Myriad mengungkap bahwa ia memiliki gen mutasi tersebut, dan mempunyai risiko kanker payudara 87 persen.
Kanker payudara menewaskan 458.000 pasien setiap tahunnya, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Diperkirakan, satu dari 300 hingga satu dari 500 perempuan memiliki mutasi gen BRCA1 atau BRCA2. Sekitar lima hingga 10 persen kanker payudara pada perempuan diakibatkan oleh mutasi gen. Mutasi BRCA1 dan BRCA2 merupakan jenis yang paling sering diidentifikasi, menurut Quest.
Walaupun kasus Jolie mengundang banyak perhatian, namun sebuah survei berskala nasional di AS oleh Quest mengungkap 72 persen responden belum pernah mendengar mengenai tes BRCA.
Lebih dari separuh di antara mereka mengatakan mereka ingin tahu apakah mereka membawa gen mutasi berisiko tinggi tersebut, namun hanya 17 persen mengatakan mereka paham mengenai tes BRCA dan permah membahasnya dengan dokter mereka.
Tes BRCA oleh Quest kini tersedia di 49 negara bagian, sembari menunggu pengkajian ulang oleh negara bagian New York. Quest memiliki lebih dari 2.100 lokasi di AS.
Biaya tes ini memang tidak murah, sekitar $2.500, namun dapat ditanggung oleh asuransi kesehatan.
Quest, jaringan laboratorium medis terbesar di Amerika, mengatakan bahwa tes BRCAvantage dapat mendeteksi mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, yang akan secara signifikan meningkatkan risiko kanker payudara dan indung telur.
Setelah proses hukum yang panjang, Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa gen manusia tidak dapat dipatenkan, keputusan yang mengakhiri dominasi Myriad terhadap tes BRCA.
Tes BRCA oleh Myriad meraih perhatian internasional tahun ini setelah aktris pemenang Oscar Angelina Jolie mengumumkan bahwa ia telah menjalani mastektomi ganda setelah hasil tes Myriad mengungkap bahwa ia memiliki gen mutasi tersebut, dan mempunyai risiko kanker payudara 87 persen.
Kanker payudara menewaskan 458.000 pasien setiap tahunnya, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Diperkirakan, satu dari 300 hingga satu dari 500 perempuan memiliki mutasi gen BRCA1 atau BRCA2. Sekitar lima hingga 10 persen kanker payudara pada perempuan diakibatkan oleh mutasi gen. Mutasi BRCA1 dan BRCA2 merupakan jenis yang paling sering diidentifikasi, menurut Quest.
Walaupun kasus Jolie mengundang banyak perhatian, namun sebuah survei berskala nasional di AS oleh Quest mengungkap 72 persen responden belum pernah mendengar mengenai tes BRCA.
Lebih dari separuh di antara mereka mengatakan mereka ingin tahu apakah mereka membawa gen mutasi berisiko tinggi tersebut, namun hanya 17 persen mengatakan mereka paham mengenai tes BRCA dan permah membahasnya dengan dokter mereka.
Tes BRCA oleh Quest kini tersedia di 49 negara bagian, sembari menunggu pengkajian ulang oleh negara bagian New York. Quest memiliki lebih dari 2.100 lokasi di AS.
Biaya tes ini memang tidak murah, sekitar $2.500, namun dapat ditanggung oleh asuransi kesehatan.