Rakyat Yordania berduka atas tewasnya pilot Muath al-Kaseasbeh hari Rabu (4/2), di masjid-masjid di seluruh dunia, di tengah-tengah meluapnya rasa sedih dan marah. Banyak orang meneriakkan slogan-slogan menentang kelompok ISIS, sementara tokoh-tokoh masyarakat menuntut balas dendam untuk pilot yang dibunuh itu.
Ayah pilot itu, Safi Kaseasbeh, mengatakan kepada para wartawan dan orang-orang lain yang berkumpul untuk menyampaikan rasa dukacita mereka, bahwa pelaksanaan hukuman mati terhadap 2 militas ISIS, Sajida Rishawi dan Ziad Karboli, pada hari Rabu tidaklah cukup.
Ia mengatakan, pelaksanaan hukuman mati terhadap Rishawi dan Karboli tidak cukup untuk membalas kematian anak laki-lakinya dan ia mendesak pemerintah Yordania untuk melakukan pembalasan berat terhadap kelompok ISIS yang kejam, yang menurutnya telah mencemari sifat Islam yang sebenarnya.
Raja Abdullah, yang hari Selasa (3/2) bertemu sebentar dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih, tiba di Amman Rabu malam, menghadapi seruan rakyat untuk bertindak. Dalam pidato kepada rakyatnya melalui televisi Selasa malam, ia mendesak agar tragedi nasional itu menyatukan semua orang.
Abdullah mengatakan, Muath al-Kaseasbeh bergabung dalam deretan martir bangsa yang menyerahkan nyawa dan darahnya demi negara. Ia menyerukan agar semua rakyat Yordania mendampingi keluarga pahlawan nasional mereka, dalam tragedi besar untuk seluruh rakyat ini.
Kematian brutal pilot ini, yang nasibnya setiap hari menjadi sumber berita kesedihan media Arab, hari Rabu membuat banyak orang mencucurkan air mata, dan membuat komentator yang biasanya tidak banyak bicara, ikut menyatakan kedukaan.
Di Karak, kota asal Muath al-Kaseasbeh, seorang tetangganya mengutuk pembunuhan itu. Tetangga itu mengatakan, apa yang terjadi adalah kejahatan dan tidak bisa diterima dalam ajaran Islam. Semoga Tuhan memberkati dan melindungi Muath al-Kaseasbeh, tambahnya.
Pengutukan secara resmi atas pembunuhan itu datang dari seluruh dunia Arab. Universitas Al Azhar di Mesir menyebut ISIS sebagai “sebuah sumber kekotoran dan kerusakan di bumi.”
Sementara itu, Ketua Liga Arab, Nabil ElArabi menyebut pembunuhan brutal itu “kejahatan keji.” Para pemimpin politik di Irak, Uni Emirat Arab, Mesir dan Lebanon juga mengecam pembunuhan itu.