Ketika the Beatles tiba di New York pada 7 Februari 1964 hanya sedikit orang yang menilai bahwa kehadiran mereka akan mengubah musik dan kebudayaan Amerika untuk selamanya. Hanya sedikit, kecuali mungkin fans the Beatles.
Beatlemania, demam dengan grup the Beatles, memang saat itu marak di Inggris, tetapi the Beatles baru saja diperkenalkan di Amerika.
The Beatles terbentuk bukan di ibukota London tetapi di kota kelas pekerja, Liverpool, di mana mereka dibesarkan dalam sebuah budaya yang dianggap rendah di Inggris.
Pakar tentang fenomena the Beatles, dosen pensiunan dari Penn State University dan editor Cambridge Companion to the Beatles, Ken Womack, mengatakan, band ini sudah jadi perhatian media Inggris selama satu tahun dan mereka siap menghadapi gelombang liputan media Amerika.
“Ketika mereka diwawancarai di Pan Am Lounge dan para wartawan menghujani mereka dengan berbagai pertanyaan, mereka dengan cepat mereka masuk kedalam modus show dan menjawab dengan lucu,” ujar Womack.
The Beatles tiba di negara yang masih berduka karena kehilangan Presiden John F. Kennedy, yang dibunuh beberapa bulan sebelumnya. Warga Amerika siap menyambut sebuah kelompok yang mampu meredakan kemuraman hati mereka. The Beatles merupakan obat yang tepat waktu itu.
James Rosen adalah koresponden senior Washington untuk FOX News dan penggemar fanatik the Beatles yang menulis tentang band ini untuk Washington Post.
James Rosen mengatakan, “Ini seperti sebuah sinyal yang dikirim kepada remaja di seluruh Amerika dan seluruh dunia, bahwa OK-OK saja untuk mengeluarkan semua emosi terpendam itu.”
“The Beatles adalah kekuatan yang mencerminkan kebebasan, kebudayaan, politik, dari sisi penampilan, dengan gaya rambut mereka, cara mereka menyampaikan pendapat mereka. Itulah sebabnya the Beatles sedemikian revolusionernya dan menjadi populer sekali,” tambah Rosen.
The Beatles datang ke Amerika dan tampil dalam acara The Ed Sullivan TV Show. Lebih dari 70 juta pemirsa menyaksikan acara itu. Acara TV pada Minggu malam itu merupakan program hiburan dengan rating tertinggi.
Segera setelah acara itu, lima lagu the Beatles menjadi sangat populer di Amerika, demikian ujar Ray McDonald yang menjadi pengasuh acara VOA Top 20 Countdown.
Beatlemania, demam dengan grup the Beatles, memang saat itu marak di Inggris, tetapi the Beatles baru saja diperkenalkan di Amerika.
The Beatles terbentuk bukan di ibukota London tetapi di kota kelas pekerja, Liverpool, di mana mereka dibesarkan dalam sebuah budaya yang dianggap rendah di Inggris.
Pakar tentang fenomena the Beatles, dosen pensiunan dari Penn State University dan editor Cambridge Companion to the Beatles, Ken Womack, mengatakan, band ini sudah jadi perhatian media Inggris selama satu tahun dan mereka siap menghadapi gelombang liputan media Amerika.
“Ketika mereka diwawancarai di Pan Am Lounge dan para wartawan menghujani mereka dengan berbagai pertanyaan, mereka dengan cepat mereka masuk kedalam modus show dan menjawab dengan lucu,” ujar Womack.
The Beatles tiba di negara yang masih berduka karena kehilangan Presiden John F. Kennedy, yang dibunuh beberapa bulan sebelumnya. Warga Amerika siap menyambut sebuah kelompok yang mampu meredakan kemuraman hati mereka. The Beatles merupakan obat yang tepat waktu itu.
James Rosen adalah koresponden senior Washington untuk FOX News dan penggemar fanatik the Beatles yang menulis tentang band ini untuk Washington Post.
James Rosen mengatakan, “Ini seperti sebuah sinyal yang dikirim kepada remaja di seluruh Amerika dan seluruh dunia, bahwa OK-OK saja untuk mengeluarkan semua emosi terpendam itu.”
“The Beatles adalah kekuatan yang mencerminkan kebebasan, kebudayaan, politik, dari sisi penampilan, dengan gaya rambut mereka, cara mereka menyampaikan pendapat mereka. Itulah sebabnya the Beatles sedemikian revolusionernya dan menjadi populer sekali,” tambah Rosen.
The Beatles datang ke Amerika dan tampil dalam acara The Ed Sullivan TV Show. Lebih dari 70 juta pemirsa menyaksikan acara itu. Acara TV pada Minggu malam itu merupakan program hiburan dengan rating tertinggi.
Segera setelah acara itu, lima lagu the Beatles menjadi sangat populer di Amerika, demikian ujar Ray McDonald yang menjadi pengasuh acara VOA Top 20 Countdown.