Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, Rabu (16/6), memberi isyarat akan menaikkan suku bunga utama lebih cepat dari perkiraan, sementara pandemi COVID-19 terus mereda dan inflasi naik.
Dalam sebuah pernyataan, the Fed, mengatakan pihaknya kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan dua kali sebelum 2023 berakhir. Sebelumnya lembaga itu mengatakan, tidak akan menaikkan suku bunga sebelum 2024.
The Fed selama ini mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol persen selama pandemi, tetapi kini menilai ancaman pandemi sudah menurun, sementara ekonomi mulai membaik.
“Kemajuan vaksinasi telah meredam perebakan COVID-19 di Amerika. Di tengah-tengah kemajuan ini dan dukungan kebijakan yang kuat, indikator kegiatan ekonomi dan lapangan pekerjaan telah menguat,” kata the Fed dalam sebuah pernyataan.
Alasan lainnya adalah inflasi, yang menurutu pemerinta, melonjak 5 persen pada Mei dibandingkan setahun yang lalu. Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa ini merupakan kenaikan harga terbesar dalam 12 bulan sejak 2008.
Bank Sentral telah menaikkan proyeksi inflasinya menjadi 3,4 persen pada akhir tahun ini, dari 2,4 persen yang diramalkannya pada Maret lalu.
Meskipun terjadi pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan lapangan pekerjaan mengecewakan. Selisih jumlah lapangan pekerjaan masih 7,5 juta dari Februari 2020, ketika pandemi mulai menyerang Amerika.
Pernyataan Fed ini menyebabkan harga saham anjlok dan surat-surat berharga pada hari ini naik. [jm/em]