Jaksa Amerika Serikat telah menolak untuk mengajukan tuntutan terhadap seorang personel militer AS yang menembak dan membunuh Ramzan Daraev, seorang pencari suaka asal Chechnya berusia 35 tahun di North Carolina pada bulan Mei setelah penyelidikan polisi menetapkan bahwa tindakan petugas tersebut dibenarkan berdasarkan hukum.
Personel militer tersebut memiliki “keyakinan yang masuk akal” bahwa pria Chechnya tak bersenjata itu dapat menimbulkan ancaman, kata kantor sheriff Moore County dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (12/8) yang mengumumkan kesimpulan penyelidikannya.
“Tindakan pemilik rumah dianggap dapat dibenarkan berdasarkan Doktrin Kastil North Carolina, yang mengizinkan penggunaan kekuatan pertahanan dalam situasi di mana terdapat ancaman terhadap keselamatan pribadi dan keluarga di dalam rumah atau properti seseorang,” kata kantor sheriff itu.
Saat itu, insiden tersebut menimbulkan bencana spionase dan memicu kontroversi mengenai bagaimana jurnalis membingkai peristiwa penembakan tersebut.
Penembakan itu terjadi di kawasan sekitar satu jam dari Fort Liberty, salah satu instalasi militer terbesar AS. Liputan media pada awalnya berspekulasi bahwa Daraev mungkin sedang mengawasi personel militer. Majikan dan keluarga Daraev mengatakan bahwa dia sedang melakukan pekerjaan perbaikan utilitas.
Pernyataan terbaru dari kantor sheriff mengonfirmasi bahwa Daraev sedang melakukan pekerjaan perbaikan utilitas. Namun laporan tersebut juga mencatat bahwa dia dan rekan kerjanya tidak mengenakan seragam atau peralatan khusus, seperti yang dilaporkan VOA sebelumnya.
Tidak adanya tuntutan pidana telah membuat marah keluarga Daraev, yang selama berbulan-bulan menyerukan keadilan atas pembunuhannya. Mereka sedang mempertimbangkan tindakan hukum lebih lanjut.
“Saya akan terus memperjuangkan keadilan bagi saudara saya,” kata Roman Daraev, saudara laki-laki korban, kepada VOA. [ab/lt]
Forum