Pihak berwenang Burundi mengatakan telah menangkap tiga orang terkait upaya kudeta hari Rabu (20/5) yang gagal terhadap Presiden Pierre Nkurunziza.
Seorang staf kepresidenan mengatakan kepada wartawan hari Jumat (15/5), bahwa ketiga orang itu ikut mendalangi upaya kudeta, tetapi pemimpinnya Godefroid Niyombare tidak termasuk yang ditangkap.
Juru bicara kepresidenan itu mengatakan kepada VOA bahwa pemimpin percobaan kudeta yang gagal, Jenderal Godefroid Niyombare masih buron. Willy Nyamitwe, juru bicara tersebut mengatakan bahwa Niyombare diyakini bersembunyi.
Jalan-jalan di Bujumbara, ibukota Burundi, dilaporkan sepi hari Jumat setelah aksi kekerasan selama dua hari.
Hari Kamis, presiden mengukuhkan lewat Twitter ia telah pulang ke Burundi setelah keberadaannya sempat tidak jelas. Ia sedang menghadiri rapat regional di Tanzania ketika kudeta terjadi.
Kamis malam, para pemimpin upaya kudeta itu mengaku telah gagal karena tidak mampu menandingi pasukan pemerintah.
Burundi telah dilanda demonstrasi sejak 26 April setelah Presiden Nkurunziza mengatakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga. Bentrokan antara polisi dan demonstran telah menewaskan paling tidak 14 orang.
Pihak oposisi mengatakan masa jabatan ketiga melanggar konstitusi. Pihak pendukung berkeras hal itu sah karena Nkurunziza dipilih oleh parlemen, bukan pemilu, untuk masa jabatan pertamanya tahun 2005. Pengadilan konstitusi Burundi mendukung argumen presiden itu.
Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jeff Rathke mengatakan Amerika mengakui Nkurunziza sebagai presiden resmi Burundi. Amerika, katanya, menyerukan agar kedua pihak menghindari kekerasan dan menghormati HAM.