Tiga orang tewas saat gelombang setinggi empat meter menerjang wilayah pesisir Ekuador, Chili, dan Peru, di mana hampir 100 pelabuhan telah ditutup akibat cuaca buruk yang terjadi, kata pihak berwenang pada Minggu (29/12).
Menteri Manajemen Risiko Ekuador, Jorge Carillo, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa “kejadian ekstrem” sedang terjadi dan memperingatkan bahwa fenomena serupa dapat terjadi pada masa mendatang.
Dia mengatakan bahwa “sayangnya, kami memiliki dua kematian, dan keduanya tercatat” di wilayah Manta di Ekuador barat daya.
Satu korban tewas lainnya tercatat di Chili, ungkap angkatan laut negara tersebut, setelah seorang pria berusia tiga tahun ditemukan tewas di sebuah pantai.
Di negara tetangganya, Peru, hampir semua pelabuhan ditutup karena hantaman gelombang yang terus-menerus, ujar Kepala Departemen Oseanografi Angkatan Laut Peru, Enrique Varea, kepada stasiun televisi Canal N.
Dia memperkirakan bahwa gelombang tinggi “akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang”. Tetapi dia juga memperkirakan gelombang akan sedikit tenang mulai Senin (30/12), dan akan kembali normal pada hari-hari pertama Januari.
Perubahan iklim “berada di balik gelombang anomali semacam ini,” kepala unit Pertahanan Sipil di wilayah Callao Peru, Larry Linch, mengatakan kepada kantor berita AFP.
Gambar-gambar yang ditayangkan di media lokal menunjukkan dermaga dan alun-alun di beberapa bagian Peru terendam, menyebabkan penduduk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Menurut Angkatan Laut Peru, gelombang tersebut dihasilkan di lepas pantai AS oleh angin di sepanjang permukaan laut.
Banyak pantai di sepanjang wilayah tengah dan utara negara itu ditutup untuk mencegah risiko terhadap nyawa manusia, kata pihak berwenang.
Banyak perahu nelayan rusak, sementara yang utuh masih belum dapat dipakai bekerja dalam kondisi berbahaya.
“Kami butuh bantuan dari pihak berwenang. Di sini, kami kehilangan sekitar 100 perahu,” kata seorang nelayan kepada TV Peru.
“Saya berusia 70 tahun dan belum pernah melihat gelombang yang tidak biasa dan sekuat itu,” katanya.
Tiga puluh satu nelayan yang terdampar di sebuah bukit diselamatkan pada Sabtu (28/12) sore oleh angkatan laut, sementara satu orang mengatakan kepada radio lokal bahwa sekitar 180 lainnya masih berada di laut.
Ombak besar juga terlihat menerjang pantai Chili bagian tengah di Vina del Mar, memicu peringatan dari pihak berwenang.
Callao, yang terletak berdekatan dengan ibu kota Lima dan merupakan lokasi bagi pelabuhan terbesar di Peru, telah menutup beberapa pantai dan melarang kapal wisata dan nelayan untuk keluar.
“Ada masalah besar”, kata wali kota distrik La Cruz Roberto Carrillo Zavala kepada AFP setelah meninjau kerusakan melalui helikopter bersama Menteri Pertahanan Peru Walter Astudillo Chavez.
“Yang paling terdampak adalah para nelayan,” kata Zavala. “Kami berharap tidak terjadi apa-apa lagi, karena ini akan berdampak signifikan pada perekonomian.”
Fenomena ini dimulai pada Natal dan akan berlangsung hingga 1 Januari, menurut Pusat Operasi Darurat Nasional Peru. [ns/ka]
Forum