Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Ankara, Turki, mengungkapkan tiga warga Indonesia cedera akibat gempa yang mengguncang selatan negara itu pada Senin (6/2) dini hari.
"Tiga WNI mengalami luka, satu orang di Kahramanmaras dan dua orang di Hatay," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha melalui pesan WhatsApp. "Mereka sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat."
Judha menambahkan sejauh ini belum ada laporan mengenai warga Indonesia yang meninggal. KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas setempat, Satuan Tugas Perlindungan WNI, dan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Turki.
Menurut Judha, sejumlah warga Indonesia di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemen yang mereka huni karena rusak parah akibat goyangan gempa. KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat.
Saat ini terdapat sekitar 6.500 warga Indonesia yang menetap di Turki. "Dari jumlah itu, sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Sebagian besar berstatus pelajar dan mahasiswa dan sebagaian lainnya adalah WNI menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional,” ujarnya.
KBRI Ankara akan terus berkoordinasi dengan otoritas lokal, Satgas Perlindungan WNI serta masyarakat Indonesia di wilayah terdampak. Hotline KBRI Ankara +905321352298.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan bahwa prioritas saat ini adalah penyelamatan korban yang terjebak di reruntuhan dan bantuan darurat masyarakat terdampak.
Badan Survei Geologi AS (USGS) mengatakan gempa yang mengguncang Turki tersebut berkekuatan 7,8 magnitudo, sedangkan versi badan penanggulangan bencana Turki, AFAD, lindu terjadi pada pukul 04.17 waktu setempat dengan berkekuatan 7,4 magnitudo.
Gempa ini dirasakan hingga ke Palestina, Israel, Yordania, Libanon, dan Siprus. [fw/ah]
Forum