MIMIKA, PAPUA —
Bencana longsor kembali terjadi di areal tambang PT Freeport di Mimika, Papua, saat atap terowongan QMS area bawah tanah Big Gossan tiba-tiba runtuh sekitar pukul 07.45 WIT, Selasa (14/5).
Juru bicara Kepolisian Daerah Papua Kombes Pol. I Gede Sumerta Jaya mengatakan kecelakaan itu terjadi Selasa pagi di pertambangan Grasberg, kabupaten Mimika, Papua, tepatnya di sekitar jalan masuk ke terowongan area Big Gossan Mil 74. Kemungkinan besar evakuasi dapat dilakukan pada sisi lorong lainnya.
Dari data yang berhasil dihimpun, longsor terjadi ketika aktivitas tambang berjalan seperti biasanya. Sekitar 32 pekerja yang berada di bawah tanah terjebak dan tidak bisa keluar dari areal tambang di bawah tanah. Kondisi saat ini, lima korban telah berhasil dievakuasi namun status korban evakuasi tersebut masih belum dapat dikonfirmasi.
Upaya evakuasi para pekerja yang terjebak masih terus dilakukan. Pihak terkait belum mendapat informasi secara detail terkait kronologi longsor di Freeport itu.
Laporan yang diterima dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan bahwa Tim Emergency Response Group (ERG) PT Freeport Indonesia dan tenaga bantuan petugas medis Rumah Sakit SOS Tembagapura, karyawan Security and Risk Manajement (SRM) beserta sejumlah anggota polisi dari Polsek Tembagapura telah siaga dan melakukan upaya evakuasi di lokasi kejadian. BPBD Papua telah melakukan koordinasi dengan PT Freeport Indonesia. Pendataan masih dilakukan.
Pertambangan tembaga dan emas tersebut milik perusahaan raksasa Amerika, Freeport-McMoRan Copper & Gold Incorporated yang berbasis di Phoenix, Arizona. dan dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia, anak perusahaan Amerika yang mengelola pertambangan tersebut. Provinsi itu mempunyai beberapa dari cadangan emas dan tembaga yang terbesar di dunia.
Juru bicara Kepolisian Daerah Papua Kombes Pol. I Gede Sumerta Jaya mengatakan kecelakaan itu terjadi Selasa pagi di pertambangan Grasberg, kabupaten Mimika, Papua, tepatnya di sekitar jalan masuk ke terowongan area Big Gossan Mil 74. Kemungkinan besar evakuasi dapat dilakukan pada sisi lorong lainnya.
Dari data yang berhasil dihimpun, longsor terjadi ketika aktivitas tambang berjalan seperti biasanya. Sekitar 32 pekerja yang berada di bawah tanah terjebak dan tidak bisa keluar dari areal tambang di bawah tanah. Kondisi saat ini, lima korban telah berhasil dievakuasi namun status korban evakuasi tersebut masih belum dapat dikonfirmasi.
Upaya evakuasi para pekerja yang terjebak masih terus dilakukan. Pihak terkait belum mendapat informasi secara detail terkait kronologi longsor di Freeport itu.
Laporan yang diterima dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan bahwa Tim Emergency Response Group (ERG) PT Freeport Indonesia dan tenaga bantuan petugas medis Rumah Sakit SOS Tembagapura, karyawan Security and Risk Manajement (SRM) beserta sejumlah anggota polisi dari Polsek Tembagapura telah siaga dan melakukan upaya evakuasi di lokasi kejadian. BPBD Papua telah melakukan koordinasi dengan PT Freeport Indonesia. Pendataan masih dilakukan.
Pertambangan tembaga dan emas tersebut milik perusahaan raksasa Amerika, Freeport-McMoRan Copper & Gold Incorporated yang berbasis di Phoenix, Arizona. dan dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia, anak perusahaan Amerika yang mengelola pertambangan tersebut. Provinsi itu mempunyai beberapa dari cadangan emas dan tembaga yang terbesar di dunia.