Setelah beberapa kali ditunda karena cuaca buruk dan kendala teknis lainnya, tim evakuasi helikopter MI-17 yang hilang sejak Juni 2019 lalu, berhasil mencapai lokasi puing-puing helikopter nahas itu sekitar pukul 12.30 WIT. Dua belas jenazah berhasil ditemukan.
Danrem 172/PVY, Kol. Inf. Binsar Sianipar, selaku koordinator evakuasi mengatakan tim berhasil mencapai lokasi setelah berjalan kaki selama kurang lebih lima jam dari base camp yang didirikan sejak Rabu (13/2/2020), setelah diturunkan dari helikopter pengangkut dengan tali.
“Identitas sembilan jenazah bisa kita kenali dari pakaian dan atribut yang mereka kenakan, sedangkan tiga jenazah lagi masih diperlukan proses identifikasi lebih lanjut," ujar Binsar dalam keterangan pers tertulis yang dikirim ke VOA beberapa saat lalu.
Namun, imbuh Binsar, tim medis tetap akan melakukan proses identifikasi untuk memastikan identitas seluruh jenazah setelah berhasil dievakuasi. Hingga laporan ini disampaikan tim evakuasi belum dapat mengevakuasi jenazah korban.
“Direncanakan besok kita mulai. Tim akan membawa turun jenazah ke titik yang bisa dijangkau oleh heli kita. Untuk selanjutnya dievakuasi melalui udara,” paparnya lebih jauh.
Evakuasi dari Udara
Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi mengatakan seluruh jenazah ditemukan di sekitar puing-puing badan helikopter M-17.
Dax menjelaskan, mengingat kondisi cuaca dan medan yang ekstrem, tim evakuasi rencananya akan membawa jenazah ke titik yang bisa dijangkau oleh helikopter milik TNI. Selanjutnya, jenazah akan dievakuasi melalui udara.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab beserta seluruh prajurit Kodam XVII/Cenderawasih menyatakan turut berduka cita mendalam kepada seluruh keluarga prajurit yang gugur dalam kecelakaan helikopter MI-17.
Hilang Saat Kirim Logistik
Helikopter MI-17 milik Penerbang TNI Angkatan Darat hilang kontak pada 28 Juni 2019 sekitar pukul 14.00 WIT. Saat kejadian, helikopter itu sedang melaksanakan misi penerbangan dari bandara Oksibil, di kabupaten Pegunungan Bintang ke bandara Sentani, Jayapura.
Kepada VOA, Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf. Muhammad Aidi mengatakan pesawat itu membawa 12 orang, terdiri dari tujuh awak dan lima personil Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos.
Menurut informasi dari Base Ops Lanud Silas Papare Sentani, Jayapura, helikopter dengan nomor registrasi HA-5138 itu sedianya melaksanakan misi pendorongan logistik ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan di distrik Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Sebagian pos pengamanan TNI di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini – yang dikenal sebagai pos udara – hanya dapat ditempuh dengan pesawat udara dan helikopter. [em/ft]