POSO, SULAWESI TENGAH —
Bom aktif yang di samarkan dalam wadah tas laptop berwarna hitam, ditemukan oleh Polisi yang hendak bertugas pada pukul enam pagi waktu Indonesia Tengah. Bom tersebut diletakkan oleh orang tidak dikenal di laci meja yang berada di dalam Pos Pengamanan Natal dan Tahun Baru, di Jalan Pulau Sumatera, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso.
Merasa curiga dengan keberadaan benda tersebut, polisi tersebut kemudian segera melaporkan temuan itu kepada Markas Kepolisian Resort Poso, yang kemudian mengerahkan Satuan Penjinak Bom Gegana Brimob Polda Sulawesi Tengah untuk menjinakkan bom tersebut.
Dari hasil penguraian bom yang berhasil dijinakkan tersebut, Kepala Kepolisian Resort Poso AKBP Eko Santoso mengungkapkan bahwa bom tersebut merupakan bom aktif yang di picu dengan timer yang dapat diaktifkan dengan menggunakan perangkat telepon genggam. Material bom terdiri dari serbuk putih yang dikemas dalam jerigen berkapasitas lima liter, dua buah detonator, serta 550 paku berbagai ukuran.
“Yang jelas didalam situ ada bubuk, kemudian ada paku, terus ada gotri kalau nggak salah, tapi intinya paku itu ada bermacam macam dia, ada yang 5 centi, ada yang..bermacam macam ukurannya,” kata Kapolres Poso, AKBP Eko Santoso.
Lebih lanjut dikatakan Kapolres Poso AKBP Eko Santoso, bom aktif yang diletakkan di Pos Pengamanan Natal dan Tahun Baru tersebut merupakan upaya kelompok teroris di Poso yang terus mengancam keselamatan petugas polisi yang bertugas di Poso.
“Memang kita tahu, kita menjadi sasaran teroris? Makanya kita (harus meng)antisipasi (hal tersebut). Salah satunya (dengan) Pos itu tidak kita biarkan kosong,” tambahnya.
Dalam rentang waktu dua bulan terakhir setidaknya sudah enam anggota polisi yang gugur dalam tugas di Poso. Pada 16 Oktober 2012 dua anggota Polisi ditemukan tewas terkubur di hutan lembah Hitam Dusun Tamanjeka Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir.
Dan pada 20 Desember 2012 penembakan terhadap satu regu patroli Brimob di Poso Pesisir Utara oleh sekelompok orang bersenjata menewaskan tiga orang personel Brimob, seorang anggota brimob lainnya meninggal dunia tiga hari kemudian setelah dirawat di rumah sakit Umum Undata di Palu.
Peristiwa teror bom yang terjadi pada hari Natal 25 Desember 2012 di Pos Pengamanan Natal dan Tahun Baru di Poso terpantau tidak mempengaruhi antusiasme umat kristiani.
Merasa curiga dengan keberadaan benda tersebut, polisi tersebut kemudian segera melaporkan temuan itu kepada Markas Kepolisian Resort Poso, yang kemudian mengerahkan Satuan Penjinak Bom Gegana Brimob Polda Sulawesi Tengah untuk menjinakkan bom tersebut.
Dari hasil penguraian bom yang berhasil dijinakkan tersebut, Kepala Kepolisian Resort Poso AKBP Eko Santoso mengungkapkan bahwa bom tersebut merupakan bom aktif yang di picu dengan timer yang dapat diaktifkan dengan menggunakan perangkat telepon genggam. Material bom terdiri dari serbuk putih yang dikemas dalam jerigen berkapasitas lima liter, dua buah detonator, serta 550 paku berbagai ukuran.
“Yang jelas didalam situ ada bubuk, kemudian ada paku, terus ada gotri kalau nggak salah, tapi intinya paku itu ada bermacam macam dia, ada yang 5 centi, ada yang..bermacam macam ukurannya,” kata Kapolres Poso, AKBP Eko Santoso.
Lebih lanjut dikatakan Kapolres Poso AKBP Eko Santoso, bom aktif yang diletakkan di Pos Pengamanan Natal dan Tahun Baru tersebut merupakan upaya kelompok teroris di Poso yang terus mengancam keselamatan petugas polisi yang bertugas di Poso.
“Memang kita tahu, kita menjadi sasaran teroris? Makanya kita (harus meng)antisipasi (hal tersebut). Salah satunya (dengan) Pos itu tidak kita biarkan kosong,” tambahnya.
Dalam rentang waktu dua bulan terakhir setidaknya sudah enam anggota polisi yang gugur dalam tugas di Poso. Pada 16 Oktober 2012 dua anggota Polisi ditemukan tewas terkubur di hutan lembah Hitam Dusun Tamanjeka Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir.
Dan pada 20 Desember 2012 penembakan terhadap satu regu patroli Brimob di Poso Pesisir Utara oleh sekelompok orang bersenjata menewaskan tiga orang personel Brimob, seorang anggota brimob lainnya meninggal dunia tiga hari kemudian setelah dirawat di rumah sakit Umum Undata di Palu.
Peristiwa teror bom yang terjadi pada hari Natal 25 Desember 2012 di Pos Pengamanan Natal dan Tahun Baru di Poso terpantau tidak mempengaruhi antusiasme umat kristiani.