Suriah melanjutkan ofensif terhadap kota terakhir yang dikuasai pemberontak di bagian timur Ghouta, sementara pemberontak mengklaim pasukan pemerintah menjatuhkan bom-bom barel yang mengandung kimia beracun terhadap warga sipil, Sabtu (7/4), menewaskan puluhan orang, menurut laporan tim pemantau.
Kantor berita pemerintah Suriah membantah klaim pemberontak, ketika pasukan melancarkan serangan terhadap Douma, di dekat Ibu Kota Damaskus.
Kelompok Pemantau HAM Suriah yang berkantor di Inggris dan Kelompok Medis Amerika-Suriah, SAMS, mengatakan sedikitnya 30 orang di Douma tewas dalam serangan udara pada Sabtu, sementara puluhan lainnya luka-luka.
SAMS mengatakan bom klorin menghantam rumah sakit di Douma. Namun Direktur Kelompok Pemantau HAM Suriah, Rami Abdulrahman, mengatakan ia belum bisa memastikan penggunaan senjata kimia itu.
Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan kini memantau dengan seksama situasi di bagian timur Ghouta itu, dan menambahkan jika senjata kimia mematikan digunakan maka Rusia yang seharusnya dipersalahkan.
“Sejarah penggunaan senjata kimia rejim itu terhadap rakyatnya sendiri, tidak diragukan lagi,” kata Departemen Luar Negeri Amerika dalam pernyataannya. “Rusia tentu saja memikul tanggungjawab atas aksi brutal yang menarget warga Suriah yang tidak terhitung jumlahnya dengan senjata kimia.”
Gencatan senjata secara efektif berakhir Jumat (6/4) ketika pasukan Suriah melancarkan serangan darat dan udara terhadap Douma, menewaskan sedikitnya 40 orang, kata kelompok pemantau dalam laporannya.[em/jm]