Tim-tim SAR di Lebanon, Sabtu (5/9), melanjutkan upaya mencari kemungkinan korban selamat di bawah reruntuhan sebuah bangunan yang ambruk dalam ledakan paling mematikan bulan lalu di Pelabuhan Beirut.
Operasi pencarian dimulai kembali pada Kamis (3/9) siang, setelah seekor anjing pengendus dengan sebuah tim SAR Chile mendeteksi sinyal detak jantung sehari sebelumnya, ketika mereka sedang menyisir permukiman Gemmayzeh.
Sensor berteknologi tinggi mengonfirmasi kemungkinan detak jantung itu sebulan setelah ledakan besar pada 4 Agustus yang menewaskan sedikitnya 191 orang, melukai ribuan, dan membuat negara itu trauma. Meskipun telah mengangkat tumpukan reruntuhan, tim-tim itu belum menemukan sumber sinyal itu.
"Operasi pencarian telah berjalan sejak Kamis (3/9), tapi peluangnya sangat kecil," kata direktur operasi dinas pertahanan sipil, George Abou Moussa, kepada AFP.
Lebanon tidak memiliki perangkat dan keahlian untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan yang rumit, tapi para pejabat di sana mendapat bantuan pakar dari AS, Chile, dan Perancis. [vm/ft]