Operasi SAR menyusul sebuah topan yang menewaskan sekitar 600 orang di Filipina selatan, sedikit terhambat karena banyak warga di wilayah pertanian ini masih dalam keadaan syok. Mereka tidak bisa membantu usaha pemulihan, demikian kata seorang pejabat Sabtu (8/12).
Hampir 600 orang dinyatakan hilang setelah topan Bopha menghantam Filipina selatan, Selasa (4/12). Tentara, polisi, dan relawan dari luar New Bataan membentuk tim-tim pencari mayat korban atau tanda-tanda kehidupan dibawah pohon-pohon tumbang dan bebatuan yang jatuh dari bukit-bukit terjal yang mengelilingi kota kecil itu. Demikian kata jurubicara pemerintahan kota Marlon Esperanza.
"Kami kesulitan menemukan pemandu", katanya kepada Associated Press."Banyak yang seluruh anggota keluarnganya tewas, sementara yang selamat masih terguncang (syok). Mereka terlihat masih termangu dan tidak mampu bergerak," tambahnya.
Menurut Marlon Esperanza, kota dipenuhi dengan batu-batuan, lumpur, batang-batang pohon dan reruntuhan lain sehingga semakin mempersulit pencarian ditempat-tempat yang tadinya ada bangunannya.
Banyak mayat korban topan terlihat dibawah pohon tumbang yang tidak bisa diangkat, ditandai dengan kain sehingga mudah dikenali oleh tim penyelamat dengan perlengkapan memadai.
Pemerintah Filipina memutuskan untuk mengubur mayat-mayat korban topan Bopha tak dikenal ini dalam kuburan masal setelah petugas forensik memprosesnya untuk identifikasi di masa depan oleh keluarga.
Hampir 600 orang dinyatakan hilang setelah topan Bopha menghantam Filipina selatan, Selasa (4/12). Tentara, polisi, dan relawan dari luar New Bataan membentuk tim-tim pencari mayat korban atau tanda-tanda kehidupan dibawah pohon-pohon tumbang dan bebatuan yang jatuh dari bukit-bukit terjal yang mengelilingi kota kecil itu. Demikian kata jurubicara pemerintahan kota Marlon Esperanza.
"Kami kesulitan menemukan pemandu", katanya kepada Associated Press."Banyak yang seluruh anggota keluarnganya tewas, sementara yang selamat masih terguncang (syok). Mereka terlihat masih termangu dan tidak mampu bergerak," tambahnya.
Menurut Marlon Esperanza, kota dipenuhi dengan batu-batuan, lumpur, batang-batang pohon dan reruntuhan lain sehingga semakin mempersulit pencarian ditempat-tempat yang tadinya ada bangunannya.
Banyak mayat korban topan terlihat dibawah pohon tumbang yang tidak bisa diangkat, ditandai dengan kain sehingga mudah dikenali oleh tim penyelamat dengan perlengkapan memadai.
Pemerintah Filipina memutuskan untuk mengubur mayat-mayat korban topan Bopha tak dikenal ini dalam kuburan masal setelah petugas forensik memprosesnya untuk identifikasi di masa depan oleh keluarga.