Uni Eropa pada Senin (17/10) menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat polisi moral Iran dan menteri informasi Teheran atas peran mereka dalam penindasan terhadap para demonstran yang memprotes kematian seorang perempuan dalam tahanan polisi moral. Perempuan itu ditangkap oleh polisi moral karena tidak menutupi seluruh bagian rambutnya dengan jilbab
Blok beranggotakan 27 negara itu membekukan aset 11 orang, termasuk dua polisi moral berpangkat tinggi, Mohammad Rostami dan Haj Ahmad Mirzaei, dan Menteri Informasi Issa Zarepour, yang dituduh bertanggungjawab atas pemadaman internet setelah protes-protes merebak. Mereka juga dilarang melakukan perjalanan di Eropa.
Para menteri luar negeri Uni Eropa, yang bertemu di Luxembourg, juga menarget Pasukan Penegak Hukum Iran dan beberapa kepala polisi lokal "atas peran mereka dalam penindakan keras terhadap protes-protes itu."
Aksi-aksi demonstrasi itu dimulai pada pertengahan September setelah penangkapan dan kematian Mahsa Amini, yang berusia 22 tahun. Puluhan demonstran telah tewas oleh pasukan keamanan selama protes-protes jalanan di seluruh Iran.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Uni Eropa "tidak bisa dan tidak akan menutup mata" atas penindasan Iran. "Jelas bahwa, apabila rezim ini terus memukul penduduknya dengan cara ini, akan ada paket-paket sanksi tambahan terhadap mereka yang bertanggungjawab," katanya.
Dalam pernyataan, Uni Eropa mengecam "penggunaan kekerasan secara besar-besaran dan tidak proporsional terhadap para demonstran yang damai. Ini tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima. Orang-orang di Iran, seperti di tempat lain, berhak untuk melakukan unjuk rasa damai dan hak ini harus dijamin dalam segala situasi." [vm/jm]
Forum