Tautan-tautan Akses

Toyota Dukung Startup “Interstellar” untuk Produksi Massal Roket


Logo dari produsen mobil terbesar di dunia, Toyota, terpampang dalam New York International Auto Show, yang digelar di Manhattan, Kota New York, pada 5 April 2023. (Foto: Reuters/David 'Dee' Delgado)
Logo dari produsen mobil terbesar di dunia, Toyota, terpampang dalam New York International Auto Show, yang digelar di Manhattan, Kota New York, pada 5 April 2023. (Foto: Reuters/David 'Dee' Delgado)

Selain meluncurkan roket, Toyota juga tengah mengembangkan kendaraan penjelajah bulan (lunar rover) bersama badan antariksa Jepang (JAXA) yang bisa membawa astronot di permukaan bulan dalam program Artemis yang dipimpin NASA.

Divisi riset Toyota 7203.T akan berinvestasi di perusahaan rintisan (startup) Jepang, Interstellar Technologies (IST), guna mendukung produksi massal roketnya. Hal tersebut diumumkan grup produsen mobil terbesar di dunia itu pada Selasa (7/1)—sebuah langkah yang semakin memperluas kiprah Toyota di sektor antariksa.

IST menyatakan bahwa Woven by Toyota—anak perusahaan Toyota yang sedang membangun “kota masa depan” di Jepang dengan teknologi swakemudi—akan menanamkan modal sekitar 7 miliar yen (setara US$44,4 juta) di IST pada penutupan pertama pendanaan Seri-F.

Sebagai bagian dari kerja sama modal dan bisnis ini, Woven akan menempatkan seorang direktur di dewan IST dan mendukung produksi roket dengan memperkuat rantai pasokan serta tata kelola perusahaan, kata IST dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman tersebut disampaikan setelah pidato Chairman Toyota, Akio Toyoda, pada pameran dagang CES di Las Vegas, Senin (6/1), di mana ia memaparkan perkembangan proyek eksperimental Woven City yang diumumkan pada 2020.

“Masa depan mobilitas tidak seharusnya terbatas hanya di Bumi atau di satu perusahaan mobil,” ujar Toyoda. “Berbicara soal langit, kami juga tengah mengeksplorasi roket.”

Selain meluncurkan roket, Toyota juga tengah mengembangkan kendaraan penjelajah bulan (lunar rover) bersama badan antariksa Jepang (JAXA) yang bisa membawa astronot di permukaan bulan dalam program Artemis yang dipimpin NASA.

Perlombaan komersial menuju antariksa semakin cepat dalam satu dekade terakhir, dipelopori oleh perusahaan roket dan satelit milik Elon Musk, SpaceX.

IST, yang berbasis di Hokkaido, pada 2019 menjadi perusahaan Jepang pertama yang berhasil mengirim roket hasil pengembangan komersial ke luar angkasa. Namun, roket berorbit mereka, Zero, masih dalam tahap pengembangan.

Pesaing IST, Space One, bulan lalu mencoba penerbangan kedua roket berorbit Kairos, tetapi peluncuran tersebut mengalami kegagalan.

Pemerintah Jepang menargetkan peluncuran 30 roket per tahun pada awal 2030-an dan ingin menjadikan Jepang sebagai pusat antariksa di Asia dengan industri senilai 8 triliun yen, antara lain melalui pemberian subsidi bagi startup seperti IST dan Space One. [th/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG