Beberapa kantor berita Rusia pada Kamis (25/11) melaporkan sedikitnya 52 orang tewas akibat kebocoran gas di tambang batu bara Siberia. Di antara korban tewas termasuk enam penyelamat yang diturunkan untuk mencoba mengeluarkan puluhan orang yang terjebak dalam salah satu bencana pertambangan terburuk di Rusia sejak jaman Uni Soviet.
Komite Investigasi di kawasan itu mengatakan tiga orang, termasuk direktur tambang Listvyazhnaya dan wakilnya, telah ditangkap karena diduga melanggar aturan keselamatan industri.
Para penambang dilaporkan mati lemas ketika lubang ventilasi dipenuhi gas. Stasiun televisi pemerintah Rusia mengatakan tim penyelidik yakin telah terjadi ledakan metana.
Sebelas penambang dikonfirmasi tewas dalam tragedi itu, sementara 35 lainnya – termasuk enam petugas penyelamat – dilaporkan hilang.
Puluhan orang dirawat di rumah sakit, di mana sebagian diantara mereka dirawat karena menghirup asap. Empat orang berada dalam kondisi kritis.
Wilayah penghasil batu bara Kemerovo, sekitar 3.500 kilometer timur Moskow, selama bertahun-tahun telah mengalami kecelakaan pertambahan fatal. Tambang Listvyazhnaya adalah bagian dari SDS-Holding, milik Siberian Business Union. Pemiliknya belum menyampaikan pernyataan apapun.
Kementerian Urusan Darurat Rusia mengatakan ada sekitar 285 orang di dalam tambang batu bara itu ketika asap menyebar melalui lubang ventilasi. Pihak berwenang mengatakan 239 orang berhasil keluar mencapai permukaan.
Presiden Vladimir Putin mengatakan telah berbicara dengan gubernur dan pejabat-pejabat urusan darurat. Kremlin mengatakan Putin telah memerintahkan menteri urusan darurat untuk terbang ke kawasan itu.
Kemerovo mengumumkan tiga hari berkabung.
Pada tahun 2007 kawasan itu menjadi lokasi kecelakaan tambang terburuk pasca ambruknya Uni Soviet, ketika ledakan di tambang Ulyanovskaya menewaskan lebih dari 100 orang.
Sementara ledakan di sebuah tambang di kawasan Raspadskaya menewaskan lebih dari 90 orang. [em/rs]