Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya memusatkan perhatian untuk mengumumkan satu atau dua perempuan konservatif sebagai calon hakim agung untuk menggantikan Ruth Bader Ginsburg, ikon liberal yang meninggal pada Jumat (18/9).
Dalam sebuah pawai politik di Fayetteville, North Carolina, Sabtu (19/9) malam, Trump mengatakan akan menyampaikan pengumuman itu pekan ini, dan bahwa “ia adalah seorang perempuan.” Trump sebelumnya menyebut nama Amy Coney Barrett, hakim di pengadilan Chicago, dan Barbara Lagoa, hakim di pengadilan Atlanta, sebagai kemungkinan calon yang diajukannya.
Para pendukung Trump meneriakkan kata “isi kursi itu” - merujuk pada kursi hakim agung yang kosong di Mahkamah Agung – dan Trump mengatakan inilah hal yang benar-benar ingin dilakukannya.
Namun, kandidat presiden Partai Demokrat Joe Biden mendesak faksi Republik di Senat untuk tidak memilih kandidat hakim agung manapun sebelum pemilu November.
"Para pemilih di negara ini harus didengar ... merekalah yang diharapkan Konstitusi yang harus memutuskan siapa yang punya kewenangan untuk melakukan pengangkatan (hakim agung)," kata Biden pada Minggu (20/9) di Philadelphia. "Menghambat nominasi ini lewat Senat merupakan praktik kekuasaan politik tanpa melalui proses."
Niat Trump untuk menyampaikan pengumuman enam minggu sebelum pertarungan sengit pilpres 3 November langsung memanaskan situasi politik di Washington, di antara mitra-mitra presiden dari faksi Republik di Senat yang mengatakan mereka akan mendukung calonnya, dan mitra-mitra capres Partai Demokrat Joe Biden yang menyerukan agar pemilihan hakim agung yang baru ditunda seusai pilpres.
Trump ingin agar Senat segera mengukuhkan pilihannya sebelum pilpres, tetapi belum jelas apakah faksi Republik yang menguasai 53 kursi di Senat akan mengikuti hal itu sebelum hari pilpres. [em/jm]